Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Kau Tunggu Cahaya

25 Oktober 2021   22:50 Diperbarui: 25 Oktober 2021   23:03 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jangan kau tunggu cahaya
sebab ianya selalu sedia
engkau hanya perlu mengenal
dan merengkuhnya,
cahaya telah mengikat kita semua.

cahaya yang paling dalam adalah kesadaran, realitas "dalam" yang jarang kita masuki dan rasakan dengan utuh. sebab, kehidupan kita yang mekanik
merenggangkan entitas diri, lalu kitapun membangun sekat sekat virtual
yang  semakin "nyata".

itulah harga cahaya
kesadaran bagian termahalnya.
mata dapat melihat benda yang ditimpa cahaya dikarena ada kesadaran,
tanpa kesadaran semua hitam.

kita semua diikat cahaya
di sinapsis saraf ada cahaya
di semesta luar ada cahaya
di peristiwa daun ada cahaya
di siklus hujan ada cahaya
di kehidupan penuh cahaya,
jangan engkau menunggunya
sebab ianya selalu sedia,
engkau hanya perlu
mengenal dan merengkuhnya
dengan sepenuh sadar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun