Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Praktik Free Writing dalam Menulis Puisi

23 Oktober 2021   21:33 Diperbarui: 23 Oktober 2021   21:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Free writing atau menulis bebas, menjadi bagian mutakhir dari teknis menulis kreatif. Hernowo, dari kelompok Mizan, sebagai orang yang (mungkin) paling sering membahas masalah menulis, minimal sejak 2006.

Filosofi dari konsep ini sederhana saja, yaitu, memberikan ruang kreasi bagi pikiran untuk mengungkapkan dirinya lewat abstraksi pengalaman si individu.

Dari sini, diharapkan muncul kebahagiaan dan kelepasan psikologis dari rimbunan pikiran tentang pokok bahasan tertentu, tentang apa saja. si penulis juga, tidak dibebani tatabahasa terlebih dahulu, kecuali bila tulisan sudah selesai "dilepaskan".

Termasuk puisi, yang konon, lebih mudah dan bebas dieksplorasi dengan beberapa teknik tertentu.

Seseorang hanya membutuhkan gairah, orientasi karya, pengalaman yang menggerakkan dan pemilihan diksi guna membangun sintaksis (beberapa puisi tidak butuh sintaksis).

Dalam menulis bebas, free writing, kita bisa menciptakan peristiwa baru atau mengungkapkan suatu peristiwa dengan makna dan wacana konseptual. Kegiatan ini, menulis puisi dengan konsep free writing, layaknya menata instalasi kata, membangun rangkaiannya menjadi makna baru yang menawarkan keindahan ataupun kepentingan lain.

Masing masing orang tentu berbeda dalam menangkap peristiwa puitik dan pengalaman batinnya. Bagi saya, pengalaman itu, sangat diperlukan dalam membangun konstruksi diksi yang dipilih spontan oleh akal, hati dan perasaan. sehingga terbitlah syair yang mengalir dan karya tulis yang menyentuh emosi.

Misal, tergambar peristiwa Malam Pengantin, atau keluar ide dari kejadian tertentu lainnya. Disini kita coba eksplor:

  " Malam Pengantin"

suatu malam,
dua samudera bertemu
dalam perjamuan
dan perjanjian
yang (diharapkan) tidak berkesudahan

dst.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun