rindu yang patah bagai sayap sayap
yang rubuh, terkulai dalam hempasan
angin zaman. kelam dan sepi.
mataku menangkap sayap sayap itu
dengan tatapan yang kalah
dan menjadi ironi. waktu jadi batu.
batu batu menghimpit sayap sayap
rindu patah dan remuk.
hati jadi laut yang amuk
badai menghadang kapal perindu.
sang pelaut cinta menjaring segala takjub.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!