Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Penyair Menghapus Kalimatnya di Bait Terakhir

12 Oktober 2021   17:42 Diperbarui: 12 Oktober 2021   17:45 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seorang penyair menghapus kalimatnya
tentang malam yang telah merenggut sepi sepi. walau dia tak menyebut dirinya penyair, tapi syair syair muncul dari jari dan bibirnya. dia menghafal semu syair yang ia tulis dengan dahaga, sebagian ia lupakan.

ada satu bait terakhir yang masih dia ingat, saat malam mengaduk semua bayang dan gairahnya, satu bait yang dia ingat itu dia hapus dari dokumen syairnya.

dia menggantinya dengan kalimat lain yang lebih jujur, spontan dan hangat.
dia tidak ingin bait terakhir syairnya
menjadi belukar atau kayu bakar:
dia ingin berhati hati, agar orang lain tidak salah menangkap.cahaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun