Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengembara dan Sayap-sayap Perak

7 Oktober 2021   21:51 Diperbarui: 7 Oktober 2021   21:57 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

setelah menuruni cakrawala
seorang musafir memetik dahan pagi
yang hijau, lembut berembun penuh cerita sahdu dari malam yang jenaka.

dia melihat dirinya berlari
diantara pepohan kecil
menaiki sampan kecil
menyusuri laut kecil
ia ingin melihat horizon,
cakrawala yang ia suka.

berlembar lembar peristiwa
bagai gurun pasir yang sahaja,
kadang menyibak takut juga,
menyingkap dedebu kasar
dan geram.

Musafir, ia mengembara, ia membaca jejaknya di gurun gurun, di lereng lereng, di tepian sungai dan anak anak langit. dia menatap semesta seperti menatap dirinya, titik kosmos yang bergetar,
mengeja gravitasi, melintasi gelombang suara, merakit cahaya, sedikit demi sedikit.

Sesekali kepalanya membentur kekosongan, tertindih batu batu sepi. takut dan harap jadi sayap sayap perak.
dengannya si musafir terus mengermbara, melintasi ruang fisik dan seluk seluk batin, mengintai tepian paling tepi: fana dan takjub.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun