Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meditasi dan Puisi

1 Oktober 2021   19:50 Diperbarui: 1 Oktober 2021   20:40 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meditasi dan Puisi

Meditasi bukan puisi, namun bisa jadi,
puisi itu meditasi.
Kenapa begitu, meditasi ada mekanisme sendiri. Juga puisi, punya alur sendiri.

Tapi, bagian dari kerja puisi
dalam cara meditatif: Apa itu? ada konsentrasi, ada latihan pikiran dan impresi, ada fokus, ada locus, ada titik flow, manifestasi ide, aliran ide.

Flow mungkin dikenal dalam psikologi kognitif modern, suatu kondisi seseorang dalam  arus kreatif yang mengalir. seperti fokus. seperti konsentrasi dalam meditasi.

Memang meditasi hanya jalan latihan
untuk pikiran atau badan,
bila sampai tahapnya, meditasi
tak butuh ruang dan jarak lagi.
semua kondisi dan peristiwa
akan menjadi sangat meditatif,
kontemplatif dan sugestif.

Dalam konsentrasi juga begitu,
seorang akan sampai pada kemampuan fokus saat mengerjakan banyak hal
pada waktu bersamaan, tanpa kehilangan daya konsentrasi dan energi: konstan dan alami, dan sangat sulit.

Begitupun puisi, ia bisa mengalir spontan,mengendap dan mengabstraksi di pikiran, lalu senyap sebentar menjadi suasana yang meditatif, dan bahkan menyembuhkan.

Keduanya, meditasi dan puisi mengalir dalam satu arus: kebaikan, keindahan dan reflektif.

Kemudian yang pasti, meditasi dan puisi terkait dengan nafas, nafas itu bagai tali ikatan" yang menghubungkan kita dengan Tuhan (Allah SWT).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun