Kotaku jadi malam. Tanpa rembulan. Tapi penuh cahaya buatan.
Bising, sibuk dan takut bercampur jadi adonan  malam yang merayu jiwa.
Dengannya orang orang mengejar bayangan: Bayangan harapan, bayangan kebahagiaan, bayangan keabadian.
Bayangan bayangan itu mengendap, menguap, menyergap pada yang gemerlap ataupun yang pengap.
Semua kita bisa masuk ke kota itu, tanpa visa: untuk sekadar berkaca, membaca gejala atau terlena di jantungnya.