Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Intuitif, Apakah Selalu Benar?

20 Agustus 2021   18:20 Diperbarui: 20 Agustus 2021   18:26 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi.cover buku penyair Parsi, Sa'di.wikipedia.

Pengalaman Intuitif

Intuisi adalah aliran kesadaran murni dan ilahi. Kajian epistimologi Islam menyebutkan begitu. Setidaknya telah diulas oleh tokoh sekaliber Al Ghazali, kisaran abad kesepuluh Masehi.

Secara praktis, pengalaman intuitif muncul sebagai kilatan cahaya ketuhanan, dorongan bertindak tanpa pertimbangan tertentu, tanpa rasionalisasi, tanpa skala empirikal.

Intuisi bisa disebut sebagai sumber pengetahuan yang sekaligus intelektual dan supra natural. Sebab ia menangkap kilatan keterhubungan antara sadar dan bawah sadar.

Ilmuwan modern seperti Maslow menganggap intuisi sebagai pengalaman puncak, pengalaman yang tak bisa diriset secara metodologi. Mungkin ia merasakan (istilah sufi, dzauq, citarasa) akan capaian itu. Namun belum tentu ia sampai pada kesimpulan puncak (keimanan fitrawi yang murni).

Pada sisi lain, Nistzche (betul tulisannya?) juga sama, ia menyebut intuisi sebagai puncak pengetahuan.

Lalu bagaimana implikasinya dalam realita keseharian kita? Kita adalah makhluk sadar- sekaligus tidak sadar (alam bawah sadar). Anak kecil hingga rentang usia tertentu murni berada dalam alam bawah sadar (sama halnya dalam kandungan ibu).

Kita yang dewasa? pengalaman intuitif itu turun naik berdasarkan peristiwa peristiwa yang dialami akal dan jiwa. Intuisi itu diakui mengikuti alur  dan pengaruh pengalaman -tangkapan sadar. Untuk kemudian menjadi keputusan keputusan, pemikiran dan penemuan.

Menurutku, selain perlu melatih pengalaman intuitif, hasil sementara intuisi itu tetap perlu diuji dengan pengalaman sejenis dan sumber objektif lainnya. Kenapa? karena kita bukan semata makhluk  intuitif dan instingtif. Begitulah, semoga manfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun