Seorang penulis memerlukan beragam sumber daya dalam menyelesaikan tugasnya. Hal itu karena menulis bukan hanya bertumpu pada kedua otak kanan-kiri, tapi juga pengalaman, sikap batin dan ketahanan fisik.Â
Bahkan, bagi yang profesional, ia bisa menghabiskan enam hingga sepuluh jam untuk menulis setiap hari. Selebihnya mungkit riset dsb.
Jadi, untuk menghasilkan satu tulisan butuh proses maksimal dengan konsentrasi optimal pula.
Adalah mudah bila tulisan itu kita ambil dari pengalaman dan kompetensi kita yang paling relevan. Namun walaupun mudah, tentu saja kita memerlukan sudut pandang dan serapan bahasa yang terus berkembang dan kaya ungkapan.Â
Saat kerja menulis itu berlangsung, seseorang bisa saja hanya mengandalkan intuisi (ilhamNya yang mengalir) sambil membangun "rasa" dalam tulisannya. Tetapi, tetap saja seorang penulis membutuhkan "keterhubungan dengan gagasan orang lain, buku buku yang baru serta teknik ungkap yang baru.
Disinilah, oksigen dan nafas panjang  juga diperlukan oleh penulis. Itulah  daya tahan, dia  mengiringi ilham, ide dan keterampilan saat kita mengembangkan satu tulisan.Â
Walau hanya tulisan singkat, "nafas" itu diperlukan agar gairah menulis terjaga dan terus memberi makna  hingga ke ujung usia. Sebab, tulisan tersebut akan membentuk sejarahnya sendiri selama kita terus menulis.Â
Semoga![]