Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masih tentang Cinta

7 Agustus 2021   13:57 Diperbarui: 7 Agustus 2021   14:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Paut pesona dan takjub
redup-redam
pada hasrat
yang tumpah-pasrah:

Cawan hati telah kosong
kecuali di dalamnya
ridha, kebenaran dan ketaatan.

Sejak Adam
bermula di bumi
kita menyemai benih rindu
pada surga.
pada kenikmatan.
pada kesenangan.
pada keabadiaan.
pada makna luka dan suka.

Semua kita ingin sampai
semua kita ingin menuai
semua kita berharap lambai:
tanpa sangsi. tanpa cemas.
tanpa was was.

Pada kaidah ini
kita terjebak bayang sendiri
bayang kosong dan hampa
bayang nisbi dan binasa:

Maka kita melihat
dendam dan perang
ialah hasrat cinta
yang berseberang,
terjerumus dalam lubang
yang ia sangka kebenaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun