Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setiap Doa Dia Kabulkan

6 Agustus 2021   07:38 Diperbarui: 6 Agustus 2021   07:43 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kepada yang Kuasa
kita meminta segala apa
bagi kebaikan dunia
dan alam baka.

Kita meminta apapun saja
dari keperluan biasa
hingga perkara digjaya.

Setiap saat kita meminta
kita mendekat
kita menyapa
dengan sujud dan kebaikan lainnya.

Dan tanpa itupun semua
apa yang tak kita pinta
tetap Dia Berikan seutuhnya:
Mata ini tak pernah kita pinta
Badan ini tidak kita pinta
Nafas kita, tidak kita pinta juga
Bahkan esok, saat di pagi kita terjaga,
umumnya tidak kita minta juga.
Sebelumnya kita tidur
dan yakin baik baik saja.

Begitulah Dia yang Rahman
Memberi segala kemurahan
Baik yang taat atau lalai Dia Cukupkan.
Dia Cukupkan dengan Takaran.


Dan kita tak berdaya apa
Hanya meminta
hanya berdoa
hanya menyegera ke JalanNya
lalu melangkah dalam cahaya
yang Dia Berikan juga.
Pikirlah, siapa yang tak butuh cahaya?

Lalu bila ada yang terasa
bagai tak diterima doa,
bukanlah karena Dia
tiada Menerima
(sebab Dia Maha Menerima)
Bisa disebab  kita
yang menutup diri dari cahaya:
menyangka diri baik saja dan sempurna
sedang darahpun membintik hitam pula
dari kesalahan yang belum Diampunkan,
dan itu lupa kita pinta.

Maka terpujilah Dia                                      yang Menerima segala doa,
bila masih terasa tak terjawab pinta,
sungguh Dia telah Memberi selain itu
dan Menyimpannya untuk kebaikan setelah dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun