Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Prinsip Psikologi Islam dan Kritik atas Psikologi Barat

4 Agustus 2021   18:38 Diperbarui: 4 Agustus 2021   18:50 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejak tahun 1978 barulah diadakan seminar Psikologi Islam di Riyadh, Saudi Arabia. Kegiatan ini sebagai konter terhadap mulai menjamurnya kajian dan kertas-kertas ilmiah psikolgi Barat, baik itu Psikoanalisa, Behaviorisme, Eksintensialisme dan sebagainya.

 Padahal, jauh sebelum perkembangan mereka, (600 tahun sebelum Eropa maju ) beberapa ahli fikir Islam telah meletakkkan dasar dasar "Psikologi" yang  lebih utuh dan padu serta sejalan dengan fitrah kemanusian sebagai makhluk Allah SWT.

Maka sejak tahun  1978 tadi, mulai berkembanglah  upaya untuk mengenalkan Psikologi Islam ke khalayak dunia. Para pemikir muslim menguji kembali asumsi asumsi Psikologi Barat. Diantara mereka adalah Alsyarqawi dan Malik Badri. Sedangkan di Asia Tenggara dipelopori oleh Hasan Langgulung (Prof.dari Malaysia).

Menurut catatan kerja Hasan Langgulung (1990), ada beberapa kritik dasar yang ditujukan pada Psikologi Barat.

Pertama, materi kajian Psikologi Barat yang kita pelajari tidaklah memgkaji jiwa. Tetapi hanya mengkaji tingkah lakunya. Apakah jiwa itu ada dan apa, serta dari mana asalnya tidak menjadi bahan kajian mereka.

Psikologi secara maknawi identik dengan Ilmunnafsi dalam pandangan Islam.Setidaknya  ada 300 lebih kata "nafsu" dalam kitab suci Alquran. Demikian pula kaitannya dengan  qalbu, ruh dan akal.

Beberapa ahli fikir muslim berbeda pendapat tentang definisi masing masing unsur di atas, termasuk pula golongan tasawuf. Berdasar ini maka tampak  bahwa Psikologi Barat memang menghindarkan diri dari kajian kerohanian manusia (beberapa pemikir modern barat kini telah menggunakan kata "titik Tuhan" dalam kerja kognitif manusia).

Adapun kritik yang kedua adalah, tentang pandangan mereka tentang sifat sifat asal manusia (Human Nature). Sebagian besar mereka meyakini adanya dorongan seks, libido dan agresi serta gerak-balas yang memengaruhi kehidupan seseorang, termasuk masa depannya, sehingga manusia tidak bebas memilih.

Pendapat lain, meyakini proses becoming (menjadi) dalam diri manusia untuk menjadi luhur dan , sadar, memiliki obsesi untuk masa depannya. Bahkan manusia dianggap bebas mutlak dalam studi studi mereka,.
Manusialah yang menentukan takdirnya sendiri, tanpa ada pengaruh di luar diri. Hingga berkembanglah sikap individualisme dan persaingan.

Ketiga, Kritik itu berkaitan langsung dengan teori teori yang mereka telurkan. Dimana sangat jelas bahwa latar budaya, agama dan citra hidup mereka sangat berbeda dengan konsepsi Islam tentang ukuran kesehatan mental seorang muslim.

Dalam konteks ini, konsepsi Psikologi Islam searah dengan konsepsi jagat raya,  tujuan hiduo manusia dan masyarakatnya serta kebiaasan dan akhlak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun