Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Novelet Lirik 5: Lelaki dan Sore Waktu

1 Agustus 2021   19:58 Diperbarui: 1 Agustus 2021   20:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelaki itu melihat bias pagi di wajahnya.
Pagi yang kuning keperakan
dengan aroma gairah dan takjub
disertai angin musim yang lembut.

Hingga tiba waktu lohor dengan degup
segala rupa dari kelana. Sedang bening pagi masih lekat di akal dan batin si lelaki. Ia memandang lewat jendela
dan melihat kilatan waktu seperti menariknya.

Dan sorepun tiba, walau tidak datang tiba tiba, sore memberi isyarat baginya untuk mencari teduh, menemukan kembali telaga, membasuh keluh dan keruh dari serabut jiwa.

Di sekeling lelaki itu
seakan dunia menaburkan bunga bunga
untuk berpesta. Sesaat, mungkin saja ia menyemat bunga itu untuk suatu keperluan, tanpa memperlambat perjalanannya ke tepi senja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun