Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Mahal dari Sekolah Pandemi

1 Agustus 2021   08:47 Diperbarui: 1 Agustus 2021   08:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pandemi yang kita maksud adalah mewabahnya virus korona hingga melumpuhkan" banyak negara. Terlepas dari isu konspirasi dan kesalahan ilmiah, virus ini telah menjadi bencana dunia di abad ini. 

Artinya, tiadalah yang menimpa kita kecuali atas apa yang telah Allah tetapkan. Adapun efek buruknya adalah sebab tangan manusia, atau sebab maraknya penyimpangan perilaku manusia.

Ketika musibah ini tiba, ia akan mengenai siapa saja yang Allah Takdirkan, baik yang salih atau fajir, muslim atau tidak. Semua berlaku sesuai sistem sunnatullah (kaidah alam).

Dari segi peradaban dan kemajuan kita, pandemi Korona mengajarkan pada kita bahwa, dengan virus ini saja seluruh kekuatan yang kita siapkan seperti tak berguna, baik tenaga, senjata dan harta. Sedari awal, sejak merebak kasusnya, disebutkan bahwa vaksinnya akan dapat dimanfaatkan setelah setahun kejadian, dengan berbagai tes dan itupun masih memerlukan kajian, seberapa lama vaksin itu bekerja, apakah perlu divaksin ulang?

Inilah gambaran "kerdilnya pengetahuan manusia. Beberapa negara telah mengalami beragam dampak ekonomi dan sosial. Demikian pula perusahaan, bidang pertanian dan seterusnya. Setidaknya, ketahanan dan adaptasi kita berlangsung dalam dua atau tiga tahun. Barulah dapat kita lampaui kondisi yang relatif normal.

Namun disamping itu, ada pula ancaman ketahanan pangan yang potensial, sedang kita belum selesai pulih dari pandemi Korona.

Semakin tampaklah betapa tak berdayanya kita. Betapa abainya kita terhadap yang Mengatur semesta ini, sebab kita masih saja menyangka bahwa ilmu kita akan selalu menjadi solusi tanpa IzinNya. 

Kita masih berfikir kita bisa karena kemampuan kita, karena yang kita pelajari dan kaji. Padahal semua hanyalah setitik kemampuan yang Allah Berikan. Sebagaimana pandemi ini, ia hanyalah setitik peringatan dan pelajaran dari Allah tentang betapa "besar kepala kita" dan menyangka hanya kita yang kuat dan bisa bertahan.

Itulah yang kita masksud dengan "sekolah" pandemi, bukan hanya perkara adaptasi dan mengkaji musibah ini, tapi juga mengambil pelajaran dan i'tibar bagi diri, bangsa dan orang orang sesudah kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun