Yuk, Menanam Jagung!
Mungkin ini tidak menarik, bila dibandingkan dengan sawit, tambak lobster dan kelapa maupun sukun. Bisa saja karena citra jagung yang terkesan rendahan. Padahal, jagung menjadi pangan utama dunia setelah gandum dan padi. Bahkan tepung meyzena yang terkenal itu, berbahan baku dari jagung.
Dalam laman Wikipedia disebutkan bahwa jagung, (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi.Â
Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Jagung ditemukan sekitar 7000 tahun yang lalu. Bahkan sudah dikenal di Nusantara sebelum Eropa datang.
Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.
Dari kilasan di atas, kita dapat ketahui bahwa jagung tidak hanya berpotensi sebagai bahan makanan pokok. Tapi bisa dikembangkan menjadi produk yang bernilai guna tinggi. Apalagi jagung juga termasuk jenis tanaman yang tangguh.
Maka pembahasan kecil tentang jagung ini agaknya sangat relevan dengan masa depan pangan Aceh, Indonesia dan dunia.Â
Banyak rilis yang menyebutkan bahwa setelah fase pandemi ini, akan muncul pukulan resesi dan kelangkaan pangan. Pemerintah Indonesia juga telah berencana merancang semacam badan pangan nasional, yang tentu, jagung akan termasuk komoditi yang diprioritaskan.
Khususnya di Aceh, Gubernur telah mewacanakan jagung sebagai modal ketahanan pangan yang potensial. Beberapa daerah, seperti Pijay, Aceh Utara, dan lainnya telah mulai menggemakan program penanaman jagung agar menjadi prioritas menteri pertanian.
Ini menjadi wacana yang positif dan cenderung mudah diaplikasikan, baik secara komunal (istilah Dahlan Iskan), pribadi, keluarga dan lembaga dengan memanfaatkan lahan lahan tidur di daerah masing masing. Tentu disesuaikan dengan pola daerah setempat dari segi sistem tanam dan kelola serta produksinya.