Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Otak Kreatif

24 Juli 2021   09:45 Diperbarui: 9 Juni 2023   22:17 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak Kreatif

Secara praktik, ilmuwan mengelompokkan otak dengan beberapa kategori. Pertama, otak dengan fungsi berfikir linear, teratur, mengingat, memutuskan dan terstruktur. Kedua, otak yang berfungsi dalam berfikir non linear, acak, menyeluruh dan tak terstruktur.

Ketiga, otak dengan bagian fungsi untuk emosi, pertahanan diri dan respon spontan, dikenal sebagai otak reptil. 

Ada juga otak yang bekerja dalam skala eksistensial-spiritual, pernah disebut dengan "titik Tuhan" oleh sebagian ilmuwan.

Adapun yang menjadi fokus kita adalah otak kreatif. Sering dikenal dengan istilah otak kanan. Ia berisi paduan asosiasi  yang membentuk kinerja ide dan lompatan peristiwa/pengalaman.

Idealnya kita memang bertumpu pada kedua belah tipe otak tadi, kiri dan kanan. Tapi, dalam perjalanan pengalaman sehari hari, sebagian belah otak itu mendominasi pola laku kita. 

Sebagiannya berlaku, mungkin, tanpa kita sadari. Tidak kita sadari misalnya karena pola asuh, pola belajar di sekolah dan kebiasaan rutin kita.

 Tahapan selanjutnya, antara dua belahan itu menjadi otak opini/relatif bebas dan otak kritik. Kedua moda ini dibutuhkan dalam mencapai tujuan individu.

Hakikatnya otak kreatif yang kita pandang di sini, ianya dirancang oleh Pencipta (Allah SWT) sebagai perangkat awal dalam kehidupan kita guna menyelaraskan diri dengan kompleksitas hidup. 

Ini adalah fase "alam bawah sadar" saat masa kanak kanak berlangsung hingga fase awal dewasa, saat semua telah terstruktur di sekolah khususnya (juga di rumah). 

Pada masa ini, otak kreatif kita selalu hidup dan mewarnai setiap tingkah laku, cara berfikir dan permainan. Ialah otak yang penuh rasa ingin tahu, percobaan, keberanian dan keaslian "karya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun