Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Membenci Kopi

22 Juli 2021   18:32 Diperbarui: 22 Juli 2021   18:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan Membenci Kopi

Kopi ini diracik dari kedalaman sejarah
dengan beragam kisah  tentang tanah petani, utang, obsesi dan citra global.

Konon, cerita kopi berasal dari Yaman,digunakan khusus bagi pelajar agar dapat menahan kantuk saat belajar malam. Sementara unsur kafein di dalamnya dapat pula menyebabkan ketagihan.

Dalam ilmu modern, disebut bahwa pecinta kopi sejati tidak merokok. Walau memang, secangkir kopi dan sebatang rokok agaknya sepadan di bibir, saat lekat kopi menimbulkan sensasi bagi rokok yang dihisap kemudian.  Karena kopi dapat memperlancar peredaran darah, sedang rokok mempersempitnya, inilah pertentangannya.

Saat budaya kopi telah menjadi unsur kebudayaan pop, maka menikmati kopi bukan semata untuk kelezatan kopi, tapi untuk hal lain seperti relaksasi, gengsi dan mungkin pergaulan/perjamuan.

Pada kondisi tertentu mungkin seseorang akan membenci kopi, menolak kopi. Namun, bisakah demikian? tentu bisa untuk  kesembuhan tertentu dan atas resep dokter.

Tapi sudahkah kita ketahui bahwa,  yang merusak unsur kopi adalah taburan gula dan campuran lainnya, sehingga kemurnian kopi menjadi hilang dan memungkinkan datangnya penyakit gula dan asam lambung.

Maka disarankan untuk periode dan usia tertentu, kita mesti betul betul menikmati pahitnya kopi dengan sisipan "manisnya" yang asli tanpa gula. Atau sedikit mungkin menggunakan gula dan menikmati kopi yang tanpa campuran dari jagung, pinang, gula merah dan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun