Jangan Membenci Kopi
Kopi ini diracik dari kedalaman sejarah
dengan beragam kisah  tentang tanah petani, utang, obsesi dan citra global.
Konon, cerita kopi berasal dari Yaman,digunakan khusus bagi pelajar agar dapat menahan kantuk saat belajar malam. Sementara unsur kafein di dalamnya dapat pula menyebabkan ketagihan.
Dalam ilmu modern, disebut bahwa pecinta kopi sejati tidak merokok. Walau memang, secangkir kopi dan sebatang rokok agaknya sepadan di bibir, saat lekat kopi menimbulkan sensasi bagi rokok yang dihisap kemudian. Â Karena kopi dapat memperlancar peredaran darah, sedang rokok mempersempitnya, inilah pertentangannya.
Saat budaya kopi telah menjadi unsur kebudayaan pop, maka menikmati kopi bukan semata untuk kelezatan kopi, tapi untuk hal lain seperti relaksasi, gengsi dan mungkin pergaulan/perjamuan.
Pada kondisi tertentu mungkin seseorang akan membenci kopi, menolak kopi. Namun, bisakah demikian? tentu bisa untuk  kesembuhan tertentu dan atas resep dokter.
Tapi sudahkah kita ketahui bahwa, Â yang merusak unsur kopi adalah taburan gula dan campuran lainnya, sehingga kemurnian kopi menjadi hilang dan memungkinkan datangnya penyakit gula dan asam lambung.
Maka disarankan untuk periode dan usia tertentu, kita mesti betul betul menikmati pahitnya kopi dengan sisipan "manisnya" yang asli tanpa gula. Atau sedikit mungkin menggunakan gula dan menikmati kopi yang tanpa campuran dari jagung, pinang, gula merah dan lainnya.