Apakah agama bagian dari kebudayaan ? Dalam pandangan Islam, Agama from Allah, bukan hasil daya cipta / rekayasa manusia, dan Agama sebagai doktrin, Islam adalah satu, akan tetapi, pada saat doktrin itu turun ke bumi (memasuki lingkaran kebudayaan), maka wajah agama itu menjadi bermacam-macam. Ada wajah nigeria, afganistan, iran, Indonesia, arab saudi, libia, dan sebagainya. Â Wajah dan ekspresi yang bermacam-macam itu merupakan kultural (kebudayaan).
Agama apabila dipahami secara benar dan cerdas, pasti mendorong pemeluknya untuk mengembangkan budaya dialogis, bukan budaya saling mengunci pintu. Tidak menginginkan umatnya terkurung dalam keterkuncian atau kebuntuan budaya. Kehidupan harus berlangsung secara alamiah, dinamis, kreatif, dan terarah.
Kebudayaan tidak pernah statis, ia selalu dinamis, seirama dengan perubahan zaman  yang senantiasa mencair.  Sekali kebudayaan itu statis, maka pola pikir dan gaya hidup suatu masyarakat akan mengalami stagnasi.
Sehingga setiap perubahan zaman  pasti akan mempengaruhi  kebudayaan. Karena setiap kebudayaan bisa bercorak  negatif dan bahkan destruktif. (Prof. Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif: dalam bukunya: Mencari Autensitas dalam Dinamika Zaman). "Sehingga Agama memiliki peran konstruktif dalam kebudayaan, dimana kebudayaan sangat dinamis seirama dengan perubahan masa menjadikan Agama memiliki ruang dalam memperbaiki kebudayaan tersebut.