Mohon tunggu...
Taufiq Akbar
Taufiq Akbar Mohon Tunggu... Profesional/Mahasiswa -

silent yang receh

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Mengapa Saya Tidak Menikmati Film "Superhero" Kekinian?

17 Juli 2018   17:22 Diperbarui: 18 Juli 2018   20:35 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini siapa yang tidak mengenal film-film Marvel, dari The Avangers, Captain America, hingga yang terbaru Ant-Man and The Wasp. Selain dari Marvel, ada juga DC Movies meskipun menurut beberapa orang tidak sesukses Marvel, namun dengan film seperti Batman vs Superman, Justice League, dan Wonder Woman tentu tetap menarik minat publik untuk menontonnya. 

Meskipun masih banyak juga film yang diangkat dari komik seperti Wanted, Kick-Ass, Watchmen, G.I Joe, atau bahkan serial The Walking Dead namun karena faktor popularitas, hanya Marvel dan DC yang menarik perhatian publik.

Saya adalah orang yang melalui masa kecil dengan tayangan film kartun, bacaan komik, serta permainan game, dan sebagian kecil dihabiskan untuk bermain di luar rumah. Saat itu film kartun Jepang mendominasi tayangan TV saat itu namun ada juga film kartun Amerika seperti X-Men, Spider-Man, dan Batman. 

Saat itu saya sering mengoleksi mainan, marchendise, komik-komik dari tokoh superhero tadi. Betapa saat itu saya memiliki fantasi untuk menjadi Spider-Man yang berayun di tengah kota, atau Batman yang bersembungi dibalik bayangan dan membasmi penjahat. Sesederhana itulah fantasi saya tentang superhero. 

Pada tahun 1997, saat saya masih SD, saya diajak paman saya untuk menonton film Batman & Robin, yah saat itu memang peraturan untuk nonton bioskop tidak terlalu ketat (meskipun sampai sekarang pun tidak ketat, bahkan anak SD pun bisa nonton film rating Dewasa dengan leluasa) sehingga saya bisa nonton film Batman, film superhero pertama yang saya tonton di bioskpo. 

Saat menonton saya merasa takjub dengan visualisasi Batman yang bisa disajikan real-action karena selama ini saya hanya menyaksikan dalam format film kartun atau komik, dan jelas saja saat itu film Batman&Robin adalah film terbaik menurut saya saat itu, meskipun pada akhirnya saya sadar bahwa film itu tidak sebagus yang saya bayangkan, yah wajar namanya juga anak kecil.

Setelah itu, saya selalu menyaksikan film-film Superhero di bioskop, seperti X-Men, Spider-Man, Daredevil, Fantastic Four, Batman Begins, dst. Meskipun saat itu film-film supergero terkesan "hit and miss" tapi siapa yang peduli, karena menurut saya film superhero intinya ada superhero, ada penjahat, mereka bertempur dengan seru, superhero menang. Sesederhana itu bayangan saya dengan film superhero, tidak peduli dengan alur cerita, akting, intinya bisa dinikmati.

Kemudian, muncullah Marvel Cinematic Universe (MCU) dan DC Extended Universe (DCEU) dengan segala kecanggihan visual-effectnya sehingga adegan yang selama ini hanya dalam fantasi saya bisa tersajikan dengan nyata di layar bioskop, ditambah lagi kedua brand tersebut rutin mengeluarkan film tiap tahun, siapa sih yang tidak bahagia.

Namun, kesenangan saya menjadi terusik oleh sekumpulan orang yang mengaku "Geek", "Nerd", "Fanboy"atau apapun itu namanya. Karena dua brand MCU dan DCEU memiliki ciri khas tersendiri dan sayangnya para orang yang saya sebut tadi itu sering menghina atau mencela satu sama lain. Film DCEU sering dihina karena sok dark, Snyder-Cult, Fanboy Nolan, atau musuh Rotten Tomatoes, sedangkan MCU yang lebih sukses sering dihina karena hanya untuk konsumsi anak-anak. 

Sayangnya komentar dan asumsi ini tidak mencul sekali dua kali saja, atau saat film DCEU rilis,yang menurut saya paling sering menjadi korban bully. Dan jujur saya tidak menikmati hal seperti itu, mencoba menghindar pun sulit, karena hal ini selalu muncul di akun socmed, forum internet, WA grup, bahkan saat ketemu rekan saya. 

Mungkin saya yang terlalu naif, namun impian menyaksikan film-film superhero yang harus dirusak karena sekumpulan orang yang menurut saya sok-tau. Bagi saya mereka tidak mengetahui lepasnya "dahaga" menyaksikan film superhero, karena dahulu teknologi film tidak secanggih sekarang. 

Sekali lagi film superhero tidak perlu tone cerah atau gelap atau alur cerita yang punya plot hole banyak seperti "Martha scene". Karena menurut saya film superhero itu yah ada superhero, ada penjahat, dan mereka bertempur dengan seru. Itu saja. Dan segala bully atau caci-maki (bukan kritik berkualitas dari kritikus) itu merusak kenikmatan saya menyaksikan film-film superhero.

source: IMDB
source: IMDB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun