Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketenangan Hati dan Jiwa, Barang Langka di Zaman Bising Ini?

11 Juni 2025   08:42 Diperbarui: 1 Juli 2025   15:34 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang sedang mencari ketenangan hati dan jiwa (Sumber: Unsplash)

"Ketenangan hati dan jiwa bukan soal hidup tanpa masalah, tapi tentang bagaimana cara kita merangkul badai dengan kepala dingin dan batin yang damai."

Kalau semua serba ada, kenapa banyak yang masih merasa kosong?

Pertanyaan itu makin sering mampir di kepala, apalagi saat melihat orang-orang yang kelihatannya sukses, glamor, dan sibuk... tapi juga mudah cemas, cepat marah, dan lelah tanpa sebab. Di tengah hiruk-pikuk hidup modern, satu hal yang ternyata makin sulit dicari adalah: ketenangan hati dan jiwa.

Bukan sekadar liburan ke pantai atau meditasi lima menit, tapi ketenangan yang terasa dari dalam. Yang tidak hilang meski deadline menumpuk, yang tetap tinggal meski situasi tidak ideal. Apakah itu mungkin dimiliki? Atau cuma wacana Instagram?

Tanda-Tanda Hati dan Jiwa Tidak Tenang (dan Sering Diabaikan)

Coba ingat-ingat, pernahkah bangun tidur dengan tubuh capek padahal tidur cukup? Atau marah-marah tanpa alasan yang jelas? Kadang kita kira cuma bad mood, padahal bisa jadi alarm bahwa hati sedang tidak tenang.

Beberapa tanda umum hati dan jiwa tidak damai antara lain:

  • Sulit fokus, padahal tugas biasa saja
  • Sulit tidur walau badan lelah
  • Nafas terasa sempit atau terburu-buru
  • Pikirannya ribut, bahkan saat tubuh diam
  • Mencari pelarian berlebihan: scrolling, belanja, dan ngemil

Semua itu sering kali bukan karena kurang sibuk, tapi justru karena terlalu sibuk, sampai lupa memberi ruang pada batin sendiri.

Dari Mana Datangnya Kegelisahan Itu?

Kegelisahan hati sering punya sumber yang tak terlihat.

Dilansir dari Harvard Study of Adult Development, hubungan yang tidak sehat, kesepian, dan tekanan hidup berkelanjutan adalah penyebab utama stres kronis. Bahkan, studi ini menunjukkan bahwa kualitas hidup lebih banyak dipengaruhi oleh stabilitas batin dibanding jumlah uang atau pencapaian eksternal.

Tekanan datang dari banyak arah:

  • Ekonomi: biaya hidup makin tinggi
  • Sosial: ekspektasi dari keluarga, teman, dan masyarakat
  • Digital: terus-menerus membandingkan diri lewat media sosial
  • Diri sendiri: perfeksionisme dan takut gagal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun