Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jejak Arkeologi di Balik Penyaliban Yesus

19 April 2025   20:34 Diperbarui: 22 April 2025   09:29 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyaliban Yesus (Sumber: Unsplash/Matt Marzorati)

"Ungkap tabir sejarah penyaliban Yesus melalui lensa arkeologi: temukan keterbatasan bukti fisik dan petunjuk mengejutkan dari artefak kuno."

Seberapa jauh sebenarnya arkeologi dapat memberikan pencerahan mengenai salah satu peristiwa sentral dalam sejarah dan agama Kristen, yaitu penyaliban Yesus Kristus? 

Pertanyaan ini tentu bukan hanya menarik bagi para akademisi dan teolog, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam konteks historis dari narasi-narasi keagamaan yang telah membentuk peradaban.

Seperti yang kita tahu, kisah penyaliban Yesus tertulis dalam Injil dan menjadi inti dari kepercayaan Kristen.

 Namun, seringkali kita bertanya-tanya, adakah bukti-bukti fisik dari masa itu yang dapat mengkonfirmasi atau setidaknya memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai praktik penyaliban di abad pertama Masehi, dan secara spesifik, bagaimana penyaliban Yesus mungkin terjadi? 

Di sinilah peran arkeologi menjadi penting, meskipun jalannya tidak selalu mudah dan penuh dengan keterbatasan. Mari kita coba telaah lebih lanjut apa yang sebenarnya bisa dan tidak bisa diungkapkan oleh disiplin ilmu ini terkait peristiwa yang mengguncang dunia tersebut.

Kelangkaan Bukti Arkeologis Langsung Menjadi Tantangan Besar

Salah satu tantangan terbesar dalam mengkaji penyaliban Yesus melalui kacamata arkeologi adalah kelangkaan penemuan artefak yang secara langsung terkait dengan peristiwa tersebut. 

Penyaliban, sebagai metode hukuman yang kejam dan memalukan, lazimnya diterapkan pada kalangan bawah, budak, atau pemberontak. 

Tidak seperti tokoh-tokoh penting atau keluarga kerajaan, jenazah para korban penyaliban kemungkinan besar tidak dimakamkan dengan upacara khusus atau bekal kubur yang mewah. Bahkan, seringkali tubuh mereka dibiarkan membusuk sebagai peringatan bagi yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun