Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Financial

FOMO Beli Emas yang Nggak Selamanya Bersinar

17 April 2025   20:42 Diperbarui: 17 April 2025   20:42 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi FOMO Beli Emas (Sumber: Gemini AI)

FOMO Beli Emas, Fenomena Lama Rasa Baru

Istilah FOMO alias Fear of Missing Out sudah akrab di telinga kita. Tapi dalam dunia investasi, FOMO bisa berubah jadi jebakan yang bikin dompet boncos.

Dilansir dari CNBC Indonesia, harga emas sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa, didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan pelemahan mata uang dolar. Respons pasar? Ramai-ramai beli. Bahkan beberapa gerai emas kehabisan stok fisik karena permintaan melonjak tajam.

Tapi, seperti biasa, yang ramai bukan cuma analis atau ekonom. Justru linimasa media sosial yang paling duluan panik. Potongan grafik, konten "ini saatnya cuan", dan video "strategi beli emas 2024" mulai bermunculan.

Masalahnya, banyak orang beli karena takut ketinggalan, bukan karena paham tujuan finansialnya apa.

Emas Itu Lindung Nilai, Bukan Tiket Jadi Kaya Kilat

Pertanyaan besar: apa sih sebenarnya fungsi emas?

Menurut saya, banyak orang keliru melihat emas sebagai kendaraan untuk cepat kaya. Padahal, emas secara historis bukan instrumen untuk pertumbuhan kekayaan tinggi, tapi lebih ke arah pelindung nilai terhadap inflasi.

Dikutip dari laporan Kompas, emas memiliki korelasi negatif dengan kondisi ekonomi tak menentu. Artinya, saat pasar saham turun atau inflasi naik, emas biasanya bertahan atau bahkan naik. Tapi dalam kondisi normal, kenaikannya cenderung lambat dan konservatif.

Jadi, kalau harapannya emas akan kasih imbal hasil besar dalam 1-2 tahun, kemungkinan besar akan kecewa. Apalagi kalau belinya pas harga lagi tinggi-tingginya karena euforia pasar.

Risiko di Balik Kilau Emas: Naik Cepat, Turun Juga Bisa Tajam

Kita jarang ngomongin ini: emas juga bisa rugi. Terutama kalau kamu beli saat tren lagi naik, lalu panik jual saat harga turun sedikit.

Mengacu pada data Katadata.co.id, harga emas di Indonesia tidak sepenuhnya stabil. Ada periode stagnan hingga penurunan, terutama ketika kondisi global membaik dan investor kembali ke aset-aset berisiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun