Mohon tunggu...
taufiq candra
taufiq candra Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Saya menulis di kompasiana dalam rangka untuk belajar bagaimana menulis yang baik dan menginspirasi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lingkaran Setan Negeri Ini

29 Juli 2018   09:14 Diperbarui: 29 Juli 2018   13:29 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berapa ribu anak Indonesia yang saat ini harus putus sekolah. Berapa banyak anak Indonesia yang harus bekerja di masa kanak-kanaknya. Sungguh pemandangan yang amat memiriskan. 

Di saat anak-anak negara eropa sibuk belajar dan bermain. Anak Indonesia dengan sukarela harus bekerja dengan usia yang amat terbilang muda. Inilah Indonesia sebuah negara yang kaya dengan keragama budaya, bangsa, dan bahasa, namun miskin dalam hal pendidikan. 

Masih banyak rakyat Indonesia yang tidak mengerti mengapa negara ini dipanggil negara berkembang selama bertahun-tahun, bahkan sampai umur Indonesia sudah menginjak angka 70. Mereka tak sadar bahwa pendidikan merupakan sebuah perkara yang penting dalam sebuah negara. Tanpa pendidikan maka mustahil suatu negara akan maju. Mereka taktahu betapa pentingnya peran pendidikan bagi sebuah negara.

Kita bisa berkaca pada Jepang. Setelah Perang Dunia II yang menghancurkan negaranya, apa yang mereka lakukan. Jepang mencari semua guru yang tersisa selama pengeboman yang meluluhlantakan negaranya. Tujuannya apa? Karena mereka ingin segera berbenah dan menjadi negara maju. 

Mereka sadar bahwa hanya pendidikan yang akan membawa sebuah kemajuan. Faktanya, Jepang sekarang menjadi salah satu negara maju di dunia. Mereka berhasil membawa kemajuan di hampir semua aspek kehidupan warga dunia. Tak peduli seberapa kelam masa kehancurannya dahulu, usaha dan kerja keras yang membawa mereka menjadi salah satu negara panutan dunia.

Jika kita bandingkan, Jepang mengalami kehancuran bersamaan dengan Indonesia yang sedang merintis negaranya. Tapi apa yang berbeda? Jepang berhasil dan maju, sebaliknya Indonesia hanya mampu duduk di bangku para penonton negara maju. Kita belum mampu seperti Jepang yang benar-benar berkomitmen untuk berubah. 

Padahal jika sejak dahulu pendidikan dimeratakan dan tidak hanya terpusat di pulau Jawa, maka mungkin saja Indonesia saat ini duduk bersama di tahta Jepang saat ini. Namun, bukti berkata lain. Kita sekarang hanya menunggu di balik ketertinggalan negeri ini. Selama belum ada sinergi antara satu pihak dengan pihak yang lain tentang permasalahan pendidikan negeri ini, maka bersiaplah untuk dijajah oleh kemajuan negara-negara maju yang ada.

Singkatnya, pendidikan seperti lingkaran setan yang amat berbahaya. Jika kita terjebak dalam salah satu fase saja, waspada mungkin saja itu akan membuat kita tersandung semakin jauh. Maka dari itu, terus semangat untuk memperbaiki negeri ini dengan segala kekuatan yang ada, baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan yang kasat mata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun