Mohon tunggu...
taufiq candra
taufiq candra Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Saya menulis di kompasiana dalam rangka untuk belajar bagaimana menulis yang baik dan menginspirasi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cara Menulis Kreatif dengan Ditemani Kayu Putih Aroma

13 Januari 2018   20:39 Diperbarui: 13 Januari 2018   20:41 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wow, sangat taklogis rasanya jika kita memiliki pengetahuan bahwa suatu kebiasaan memiliki dampak yang mampumerusak, namun semua itu terbantah oleh sebuah alasan kecil nan mematikan untuk memuaskan nafsu belaka. 

Mari kita coba menghitung, andaikan saja kita makan mi instan dengan berat bersih sekitar 68 gram perbungkusnya minimal empat kali dalam sebulan maka dalam setahun kita telah mengkonsumsi sekitar 3,264 gram atau sekitar 3 kg mi instan dengan balutan bahan kimia. Fantastik, sebuah angka yang cukup mengagetkan. 

Ada banyak bahan kimia yang telah kita konsmsi selama setahun dan bersabarlah untuk merasakan dampaknya. Semua pilihan ada di tangan kita.  Begitu pula dengan menulis, semua ada di tangan kita dan bergantung pada pilhan kita. Terserah kita ingin memilih dikenang melalui karya-karya yang tercipta selama hidup atau mati sia-sia dan dilupakan sejarah. Sekali lagi, life is choice.

'Baiklah, saya bulat untuk terus menjadi penulis.' Jika itu memang pilihan kita maka semua tantangan akan menunggu dan menanti kehadiran kita kemudian. Ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada puncak gunung yang dapat didaki tanpa sebuah hambatan dan rintangan selama mendaki. 

Begitu juga dengan menulis, takmungkin rasanya jika semua berjalan dengan adem ayem tanpa hambatan, rintangan, dan tantangan yang siap menghadang di depan jalan. 

Namun, sebesar apa pun badai yang menghadang tentu ada sebuah harapan untuk melihat sepucuk keindahan dari puncak. Oleh karena itu, mulailah menulis dan tuangkan segala pengetahuan yang ada karena sesungguhnya ilmu bagaikan air dalam sebuah tempayan, maka menulis adalah sebuah tutupnya untuk menghindarkan air dari segala pencemaran.

Jangan banyak mengeluh karena menulis itu bebas tanpa harus terikat dengan segala ikatan. Meskipun takjarang dan kerap kali kita menemukan kegagalan dan kesulitan yang senantiasa berusaha menjatuhkan tekad yang tertancap di dada. 

Tapi ingatlah, bahwa seorang pembicara yang besar itu datang dari pembicara yang awalnya buruk. Maka dari itu, tancapkan lebih dalam tekad tersebut agar akarnya dapat menahan setelah angin yang menerpa pohonnya.

Patut ditegaskan bahwa menulis merupakan sebuah proses panjang yang harus dihadapi oleh setiap insan yang ingin menjadi penulis yang handal. Banyak proses yang harus dijalani oleh seseorang untuk menjadi penulis sejati. 

Berbagai macam masalah pun tidak luput dari pandangan. Namun, harap diingat bahwa tujuan dari menulis adalah untuk memahat peradaban. Memahat peradaban di sini tidak hanya melalui tulisan yang menghibur dan mampu memunculkan gelak tawa, tetapi memahat peradaban lebih dari itu yakni melalui tulisan-tulisan yang selain menghibur tapi juga mampu mengedukasi dan memiliki amanat yang sarat akan nilai-nilai sosial.

Pada dasarnya, tidak mudah bagi seorang penulis untuk bisa mengekspresikan diri dalam membuat sebuah tulisan yang berkualitas, apalagi untuk penulis-penulis muda yang baru ingin memulai karir di bidang sastra ataupun untuk penulis yang hanya ingin mengisi waktu luangnya, sebab dalam menulis dibutuhkan kesabaran, keuletan, kekuatan, kesehatan, baik mental maupun fisik, serta taklupa sebuah semangat untuk menyelesaikan karangannya. Dengan terpenuhnya semua hal tersebut maka mungkin saja  setiap orang akan bisa menciptakan sebuah mahakarya yang spektakuler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun