Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Catatan

5 November 2020   14:35 Diperbarui: 5 November 2020   14:36 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: lonepack.org

pipi anak perempuan itu masih basah usai menangis. semangkok mie dengan lauk kerupuk masih utuh tak disentuhnya
"aku tidak mau sekolah!" suara anak kecil itu sesunggukan
"kamu harus sekolah, ya! gurumu sudah mengirimi ibumu surat agar kamu lekas kembali sekolah. gurumu sayang kamu karena kamu pintar."

"kamu tidak boleh tidak sekolah agar tidak seperti ibu," kata ibunya. dimasukkannya secarik kertas ke dalam tas sekolah anaknya. secarik kertas permohonan maaf karena uang sekolah yang belum bisa dibayarnya

hujan baru saja usai pagi itu
di halaman sebuah buku, aku menuliskan catatan
"pintar itu anugrah Tuhan, tetapi keadilan tidak."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun