Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia, PDB Dunia, dan Jalan yang Tak Pernah Mudah

22 Oktober 2020   12:39 Diperbarui: 22 Oktober 2020   14:12 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: thejakartapost.com

Pada pagi dua hari yang lalu, Selasa (22/10/20), sebelum tenggelam dalam rupa-rupa kesibukan, sembari menyeruputi kopi saya membuka-buka halaman koran langganan kantor dan tiba-tiba saya tertarik membaca salah satu artikel yang menjadi headline harian Republika.

Dalam berita yang diberi judul "RI Kerek PDB Dunia", Badan Keuangan Dunia (IMF) melaporkan analisanya bahwa Tiongkok kelak diperkirakan akan menduduki tempat tertinggi negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Menurut laporan itu, Indonesia juga disebut-sebut akan menjadi salah satu negara yang menyumbang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dunia secara signifikan.

Laporan yang dipublikasikan IMF itu dibuat berdasarkan analisa menggunakan metoda purchasing power parity (PPP) atau paritas daya beli. Metoda ini tidak menggunakan perbedaan tingkat harga antarekonomi, tetapi menggunakan harga barang tertentu untuk membandingkan daya beli absolut mata uang negara atau rakyatnya. Metoda ini dianggap lebih apple to apple dibandingkan dengan metoda sebelumnya.

Saya (juga) sependapat dengan penggunaan metoda PPP. Selain alasan lebih masuk akal, PPP juga menawarkan keadilan.

Menurut laporan IMF juga, pada 2025, Indonesia diprediksikan akan menjadi negara yang memberikan kontribusi terbesar keempat penyumbang ekonomi dunia. Mengalahkan Jerman, Inggris dan Rusia.

World Economic Outlook juga menunjukkan prediksi kontribusi China pada pertumbuhan PDB dunia yang akan melonjak menjadi 26,8 persen pada 2021 dan naik lagi menjadi 27,7% pada 2025. Angka ini adalah lebih tingi 15-17% dari sumbangan Amerika Serikat.

Benarkah pemimpinan dunia akan beralih dari Amerika ke China?

Amerika, sang penguasa dunia, kini bisa jadi semakin tertinggal saja dari China - dalam hal ekonomi, jika kita baca dari laporan-laporan IMF itu.

Fakta bahwa Amerika masih dipuji-puji dan mata uangnya masih menjadi mata uang dunia sampai hari ini memang benar adanya. Tetapi, jika Amerika tidak berhati-hati atau salah melangkah, tidak mustahil China kelak akan menggesernya sekaligus akan menjadinya sebagai kiblat dunia. Mata uang Amerika kelak, barangkali, bisa saja menjadi bukan lagi sebagai alat tukar, tetapi telah berubah menjadi komoditas. Barang dagangan. Yang berbentuk uang.

Yang sedikit mencengangkan lagi, dari laporan IMF itu, seperti sudah saya sebutkan di atas, adalah: tentang Indonesia - yang digadang-gadang akan menjadi penyumbang PDB terbesar nomer empat dunia. Beberapa ahli ekonomi mengatakan benar bahwa Indonesia yang kaya sumber daya alam, bisa sangat mungkin akan menjadi negara penyumbang PDB keempat dunia.

"Bisa saja (terjadi), jika ekonomi Indonesia pulih," kata Eric Sugandi, peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis (KIS) Universitas Kebangsaan RI.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun