Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Masih Belum Punya Rumah? Ini Cara Maman Membuktikan Kekuatan Menabung

6 Agustus 2020   18:07 Diperbarui: 6 Agustus 2020   18:14 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto via KOMPAS.com

Apakah Anda seorang pekerja atau karyawan, sudah menikah, tetapi tidak atau belum mampu membeli rumah? Jika iya, Anda tidak sendirian. Banyak orang saya yakin mengalami kegelisahan yang sama dengan Anda.

Nah, agar Anda tak terus menerus gelisah, saya akan hadirkan kisah milik Maman, penjaga kostel (kos n hotel) yang saya sewa sekarang. Ia baru saja membeli rumah tipe 27 bersubsidi di Bekasi. Bulan Maret kemarin.

Lho, lha kok 'cuma' rumah sederhana tipe 27? Kan, itu rumah 'murahan'? Ya, Anda benar, rumah sederhana tipe 27 boleh saja Anda sebut rumah 'murahan'. Tidak ekskusif.

Sebenarnya, saya bisa saja berbagi kisah dan drama milik Tyo, sahabat dekat saya. Tyo membeli dan tinggal di rumah elit, di kawasan ekskusif, dengan pemandangan danau yang airnya menghijau, dan jalan yang meliuk-liuk. Indah memesona. Tetapi, menurut saya, kisah milik Tyo itu bukanlah kisah menarik. Tidak luar biasa. Tyo tentu saja bisa membeli rumah elit, atau sangat elit, sebab dengan jabatannya sebagai manager di perusahaan asing, ia tentu saja bisa dengan mudah membayar cicilan sampai, katakanlah, lebih dari 10 juta rupiah sebulan.  

Lantas, apa dan mengapa kisah milik Maman bisa mencuri hati saya sehingga saya merasa harus menghadirkannya di sini?

Maman, laki-laki yang terpaksa harus menjadi ayah tunggal, bekerja menjadi penjaga kostel. Pendidikannya hanya SMP. Gajinya tak sampai UMR Jakarta, hanya dua koma sekian juta sebulan. Uang tambahan mungkin bisa ia dapatkan jika ia disuruh-suruh membeli sesuatu oleh penyewa kostel.

Nah, ini hal yang tak biasa: ia membeli rumah tipe 27 itu dengan tunai! Dan, ternyata, di kampungnya ia juga sudah memiliki rumah yang dihuni anak semata wayang dan ibu kandungnya.

Bagaimana caranya ia bisa membeli rumah dengan tunai? Caranya, ternyata, sangat kuno. Klasik. Anda sudah mendengarkannya berkali-kali. "Saya hidup hemat, dan menabung setiap hari, pak," katanya.

Hemat. Hidup sesuai kemampuannya, membeli sesuatu yang ia butuhkan saja, dan menggunakan lebih sedikit uang daripada yang ia terima. Inilah prinsip dan aturan yang diterapkannya. "Saya harus memaksa agar saya bisa menabung 60 ribu setiap hari, pak" katanya.

Dengan gaji yang tak sampai 3 juta sebulan, tetapi ia bisa menabung 60 ribu sehari? Ah, benarkah?

"Bisa pak," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun