Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Generasi Milenial dan Proses yang (Kerap) Mereka Lupakan

30 Juli 2020   18:43 Diperbarui: 31 Juli 2020   22:07 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerjaan generasi milenial masa kini (Sumber: www.nextavenue.org)

Suatu malam, setelah timbul greget untuk bisa segera merealisasikan mimpi saya memiliki usaha yang serupa dengan Tyo (teman saya yang beralih profesi menjadi pengusaha makanan beku di online shop), saya menemui Rifky. Kepadanya, saya utarakan keinginan saya dan memintanya untuk membantu saya membuatkan design, logo, dan tampilan virtual untuk produk yang akan saya jual.

Saya tadinya mengira Rifky adalah seorang designer. Tetapi, ternyata saya salah.

Ketika kami berbincang-bincang tentang design, logo, packing, dan layout visual, beberapa kali mata saya memerhatikan selembar kartu nama yang tadi disodorkannya kepada saya dan dengan jelas-jelas dapat kubaca predikatnya sebagai "manager" di salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang EO dan biasa men-support kegiatan salah satu start up Indonesia.

"Saya baru lulus akhir tahun 2018, Pak", katanya ketika kutanya kapan ia lulus kuliah.

Mendengar jawabannya itu, mendadak melintas satu pertanyaan "rumit" di kepala saya, bagaimana ia bisa ditunjuk menjadi seorang manager, padahal usianya saja masih sekitar 25 tahun?

Mendapati fakta bahwa Rifky yang masih muda tetapi ia sudah menjadi manager, tiba-tiba saja pikiran liar saya berandai-andai, "Bagaimana seandainya ia melamar di posisi yang sama (sebagai manager) di korporasi, apakah yakin ia akan diterima? Seandainya, katakanlah, ia diterima sebagai manager, apa iya ia bisa memimpin beberapa atau belasan atau puluhan staf dan anak buah?"

Namun, sebelum pikiran liar saya itu melebar ke mana-mana, saya mendadak teringat bukankah saya sekarang sedang tinggal di masa milenium yang melahirkan fenomena yang tak terpikirkan oleh saya pada 20 tahun yang lalu. 

Dari beberapa artikel yang saya baca yang membahas tentang generasi milenial dan transformasinya, beberapa kali perhatian saya tertuju kepada bagian kecil dari artikel tersebut, yang menyebutkan bahwa milenial memang diketahui lebih memilih bekerja di perusahaan-perusahaan start up ketimbang bekerja di korporasi.

Ah, ya, saya memang salah!

Bukankah Rifky adalah bagian dari anak-anak milenial itu? Yang menjalani hidupnya di masa milenium dan hari ini mereka sungguh sangat beruntung sebab mereka bisa memperoleh kesempatan mendapatkan predikat "terhormat", tanpa harus melalui proses panjang melelahkan - seperti zaman saya dulu.

Inilah gambaran sederhana kehidupan dan karir anak-anak muda generasi milenial. Mereka umumnya menyenangi pekerjaan yang inovatif, yang bersandar kepada teknologi, yang positif dan memberikan mereka kebebasan berimprovisasi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun