Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(Mendadak) Mencintai Pancasila

16 Juli 2020   19:33 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:36 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: tribunrakyat.com

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online memberikan makna kata "mendadak" antara lain adalah; tidak diduga (diketahui, diperkirakan) sebelumnya, sekonyong-konyong, atau tiba-tiba.

Karena "mendadak" itu merepresentasikan sesuatu yang tidak diduga, yang sekonyong-konyong dan tiba-tiba, maka hampir dapat kupastikan, (ia) tidak dimulai dengan perencanaan yang baik, yang masuk akal.

Karena tidak dimulai dengan perencanaan, maka output yang tampak oleh mata kita (hampir selalu) akan berkebalikan dengan input - kebiasaan sebelumnya. Misalnya, jika si Anu mendadak rajin beribadah, maka bisa dipastikan dia jarang atau bahkan tidak pernah beribadah sebelumnya.

Sehingga, ketika si Anu mendadak rajin beribadah, muncullah kemudian apa yang saya sebut dengan kejanggalan, tak masuk akal, tak masuk logika dan seterusnya.

Nah, pertanyaannya, bagaimana jika Anda mendengar ada sekelompok orang mendadak mengaku mencintai Pancasila?

Maksud saya begini. Jika selama ini mereka menganggap Pancasila sebagai bukan idelogi bernegara, baik yang dideklarasikan secara terang-terangan atau diam-diam, bahkan menganggapnya sebagai "thaghut". Dan, lantas, tiba-tiba saja mereka mendadak mengatakan dengan lantang: "Siapapun yang ingin merubah Pancasila adalah musuh kami!"

Maka, tentu saja saya terperanjat. Selera makan menjadi hilang. Nalarku pun ingin memprotes.

Jadi, seperti yang saya tulis di atas, ketika belakangan kita melihat semakin banyak orang merasa perlu dan penting memamerkan bahwa dirinya adalah seorang Pancasilais, saya tetap merasa itu sebagai kejanggalan, tak masuk akal, tak masuk logika, dan seterusnya, dan seterusnya.

Di suatu waktu, mereka mengatakan alergi dengan Pancasila, bahkan menganggap Pancasila itu "thaghut" dan "sangat orba", tetapi kini mereka mendadak berteriak "kami penjaga Pancasila!"

Di suatu waktu, ada lagi beberapa aktivis berteriak-teriak mengkritik Pancasila, tetapi kini mereka mendadak berteriak sebagai seorang Pancasilais.

Meskpipun beberapa kalangan, seperti yang saya baca, mengungkapkan rasa bersyukurnya karena (ternyata) ada begitu banyak kalangan merasa penting untuk mengexpresikan kembali komitmenya menjaga dan membela pancasila, tetapi tetap saja saya merasa itu sebagai sebuah kejanggalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun