Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Apakah Proyek Pelebaran Trotoar ala Anies Mampu Melawan Realitas dan Fakta?

5 September 2019   19:49 Diperbarui: 8 September 2019   07:52 3137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga berjalan di trotoar Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016). Lahan tersebut merupakan taman yang menjadi bagian dari proyek pelebaran trotoar di kawasan Tanah Abang, tepatnya di Jalan Jatibaru Raya.(GARRY ANDREW LOTULUNG)

Menurut studi yang diterbitkan di jurnal Nature itu, rata-rata orang Indonesia hanya berjalan 3.513 langkah setiap hari. Jumlah itu sangat jauh jika dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat luar negeri. 

Masyarakat Hong Kong, misalnya, yang menempati peringkat pertama sebagai negara dengan penduduknya yang paling rajin berjalan kaki biasa menempuh 6.880 langkah setiap harinya.

Sumber gambar ilustrasi: Dokumen Pribadi
Sumber gambar ilustrasi: Dokumen Pribadi
Mengapa masyarakat Indonesia malas berjalan kaki?

Pertama, mungkin sudah menjadi seperti budaya. Atau (mungkin) karena ada anggapan bahwa berjalan kaki itu kuno dan tidak praktis.

Selain itu, yang kedua ialah kondisi trotoar yang sebagian besar bisa disebut sangat tidak layak. Trotoar di kota-kota besar, di Jakarta misalnya, lebih kerap digunakan sebagai lapak atau tempat PKL berdagang, menjadi jadi tempat parkir, atau jalan alternatif bagi motor ketika jalanan sangat macet.

Akankah jurus yang diambil Anies ini akan jitu? Bukankah, ini yang sedang ramai dipercakapkan orang, bahwa trotoar yang (nantinya) bakal dibagi untuk pejalan kaki dan lapak berdagang akan kian membuat semrawut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun