Wajah keriputmu
Pipi yang legam
Dan tubuh yang berpeluh
Yang jatuh pada pedal yang berkarat tebal
Jika malam sudah datang
Kau sembunyi di kolong
Menghitung uang yang tak seberapa engkau dapat
Bertekuk dilutut sang nasib
Lalu tidur mendengkur
Di ujung handphone
Kerap aku dengar suaramu yang mengering
Ratap lirihmu mengirisku
Seperti menyeretku ke ladang di depan rumah
Dalam bisik lirih "Ayah, aku merindukanmu"
Pulanglah
Jakarta bukan lagi tempat teduhmu
Di rumah kayu tua
Satu-satunya milik kita
Aku tak lagi kuat menahankan rindu
Purwodadi, 13 Maret 2019
Sumber foto ilustrasi: tribunnews
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!