Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Berebut Label "Nasionalis-Religius", Milik Siapa Sebenarnya?

10 Agustus 2018   18:26 Diperbarui: 10 Agustus 2018   19:28 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ilustrasi: tribunews.com

Di tempat yang lain, ditulis oleh Detik.com juga, Kamis (9/8/18, 20:54), Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga memuji sosok KH Ma'ruf Amin sebagai ulama berkarisma. Bamsoet menyebut perpaduan Joko Widodo dengan Ma'ruf merupakan perpaduan tepat antara nasionalis dan religius untuk Pilpres 2019.

Saya memerhatikan, ada satu hal kecil yang menarik dari kedua berita di atas. Saya tertarik pada label "Nasionalis-Religius", yang sama-sama diklaim oleh kubu Jokowi dan kubu Prabowo.

Baik kubu Jokowi maupun kubu Prabowo, memang kedua-duanya sama-sama mengklaim capres dan cawapres mereka adalah wakil atau kombinasi Nasionalis dan Religius. Kombinasi ini tiba-tiba menjadi sangat sesuatu hari ini. Ya, mungkin, oleh para elit politis label "Nasionalis-Religius", dalam hitung-hitungan matematika dan psikologis mereka, bakal menjadi ruh, mesin dan marwah perjuangan mereka menarik suara.

Menemukan label "Nasionalis-Religius", membuat saya ingat kata-kata Hendropriyono sebelumnya, beberapa bulan yang lalu.

Seperti banyak dituliskan, Hendropriyono, sebelumnya memang mengatakan, "Saya sudah pernah sampaikan kalau pemikiran yang cerdas dan pasti menang pada Pilpres itu ialah pasangan dari kalangan nasionalis, agama dan ekonomi bisnis," katanya usai menghadiri pengukuhan Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan sebagai Guru Besar intelijen oleh senat guru besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), di Kampus STIN, Sentul, Bogor.

Kata Hendropriyono lagi, kalau ada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari kalangan nasionalis, agama dan ekonomi, maka prediksinya, mereka akan memenangi Pilpres 2019.

Memang benar, bahwa label "Nasionalis-Religius" itu tidak benar-benar sama persis seperti yang diurai Hendropriyono, karena label itu tidaklah lengkap tanpa "ekonomi bisnis". Tetapi, saya kira, bukankah memang benar bahwa tugas kepala negara itu, sebenarnya, adalah menciptakan "a home and a great place" bagi pasukannya. 

Maka, sah-sah saja bila tugas "ekonomi bisnis" itu lalu diberikan kepada pasukannya. Presiden dan Wakil Presiden hanya lah memilih para pemain terbaik untuk diturunkan di lapangan. Jadi, secara tidak langsung, "Nasionalis-Religius" itu juga berarti "nasionalis, agama dan ekonomi bisnis".

Hendropriyono, dalam uraian yang lebih detail, juga menyebutkan bahwa siapapun yang akan menjadi presiden dan wakil presiden akan menghadapi tantangan berat ke depan. Tantangan tersebut adalah adanya ancaman disintegrasi sentral yang dapat mengganggu ideologi bangsa Pancasila. Jadi, siapa pun Presiden dan wakil Presiden, nasionalisme harus diletakkan di urutan paling depan.

Nasionalis adalah semangat mewujudkan satu konsep identitas bersama dengan tujuan atau cita-cita yang sama untuk kepentingan negara. Nasionalis seperti menemukan takdirnya untuk berjodoh dengan Religius hari ini, setelah kita mendapatkan banyak pelajaran berharga dari keriuhan politik sejak 2014.  

Saya tak peduli, milik siapa kah label itu sebenarnya? Apakah milik kubu Jokowi atau Prabowo? Yang saya mau, semoga dengan label "Nasionalis-Religius", ayat-ayat Alquran tak lagi diseret-seret di jalanan. Rakyat bisa hidup dalam damai dan guyub - semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun