Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Ngabalin, Lawan Jadi Kawan, Kawan Jadi Lawan

25 Mei 2018   14:29 Diperbarui: 25 Mei 2018   14:50 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto; tribunnews

Pada 21 Juni 2014, saat kampanye Pilpres 2014 silam, anggota Kuasa Hukum calon presiden Jokowi-Jusuf Kalla pernah datang ke kantor Bawaslu Papua untuk melaporkan Ali Mochtar Ngabalin. "Salah satu pernyataannya telah mengeluarkan kata - kata penghinaan dan atau penghasutan yang ditujukan kepada Ir Joko Widodo, baik secara pribadi maupun sebagai calon presiden RI dengan mengatakan Jangan Pilih Calon Presiden (Capres) yang kurus kerempeng," ungkap Anthon Raharusun SH.

Dulu, Ali Mochtar Ngabalin adalah salah satu juru bicara calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.

Seperti sudah kita semua saksikan, dalam helatan Pilpres 2014, bahkan masih berlangsung hingga hari ini, dengan pelbagai isu Jokowi terus diserang musuh-musuhnya, termasuk Ali Mochtar Ngabalin itu.  

Ngabalin adalah salah satu politikus senior Indonesia. Sosok yang memiliki ciri khas selalu menggunakan serban itu sangat dekat dengan imam besar FPI Habib Rizieq Syihab.

Namun, Rabu (23/5/2018), beberapa kalangan, termasuk saya, tiba-tiba kaget melihat foto Ngabalin berjabat tangan dan bertukar senyum dengan Jokowi di istana. Ya, hari itu Jokowi resmi menarik Ali Mochtar Ngabalin menjadi tenaga ahli utama Kepala Staf Presiden ( KSP). Ia bertugas dibawah Deputi IV KSP yang membidangi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.Tugasnya adalah mengkomunikasikan berbagai pencapaian pemerintah.

Apakah ini bagian dari strategi Jokowi?

Ada hal, sebenarnya, yang membuat saya agak gemas dengan Pemerintah sekarang. Kelemahan pemerintah sekarang yaitu saat Jokowi terus-menerus diserang musuh-musuhnya, dengan pelbagai isu yang dibangun pihak oposisi, namun Jokowi terkesan hanya bertahan. Pemerintah tampak hanya bisa menjawab dengan "sekedarnya", dengan menyodorkan angka dan data untuk menepis segala serangan. Hampir tidak pernah kita saksikan adanya serangan balik.

Kalau boleh saya umpamakan, gaya bertahan Jokowi menghadapi serangan musuh-musuhnya itu sama seperti gaya bertahan sepakbola ala Italia. 11 pemain tampak seperti ditumpuk melawan serangan musuh. Sangat berbeda dengan gaya menyerang ala Inggris.  

Pelbagai isu kini terus disemburkan. Isu PKI, hutang negara, ekonomi, kemiskinan, TKA, anti Islam dan lain-lain selalu muncul. Isu-isu itu begitu cepat datang dan hampir menguasai semua media. Satu belum kelar, muncul isu yang lain.  

Pihak lawan seperti sangat lihai mengemas setiap isu. Isu remeh bisa didandani sedemikian rupa sehingga menjadi isu seksi dan faktanya sangat ampuh memengaruhi persepsi publik. Mengapa demikian? Karena mereka punya juru bicara yang ahli.

Jadi, benarkah masuknya Ngabalin adalah bagian dari upaya untuk menahan serangan-serangan musuh politik Jokowi? Sangat mungkin iya jawabannya, karena hampir semua paham, Ngabalin adalah sosok dengan kemampuan komunikasi verbal yang sangat mumpuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun