Hampir sebagian besar orang-orang yang pernah mondok di pesantren-pesantren di Kudus dan sekitarnya kenal siapa sosok KH. Sya'roni dan KH. Hisyam, murid KH. M. Arwani Amin - penjaga Qira'at Sab'ah, yang sangat kesohor itu. Tetapi, saya benar-benar kesulitan menemukan jejak-jejak mereka di dinding-dinding medsos dan youtube.
Kita mencatat, polarisasi masyarakat sudah begitu rupa setelah agama dijadikan menu sehari-hari sejak dimulainya pilkada Jakarta. Bahkan, setelah pilkada itu sendiri usai, polarisasi masyarakat masih jelas kelihatan. Masyarakat terpolarisasi karena perbedaan pilihan. Hal ini pula lah yang saya yakini ikut membubungkan nama mereka. Mustahil disangkal, sengketa politik juga memiliki andil cukup besar membuat mereka semakin terkenal. Masyarakat yang pro dan kontra karena perbedaan politik, berbondong-bondong bersandar di bahu sang Ustaz. Â Â
Medsos telah mendongkrak kepopuleran mereka di ranah publik. Dahaga rohani kaum menengah urban telah lunas. Namun, tujuan baik berbagi ceramah keagamaan di medsos, kadang-kadang menyisakan rasa cemas. Sebagian pengguna medsos menjadi ribut, saling sahut, saling sindir dan tak jarang saling mempertentangkan "prinsip" nya masing-masing