Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kisah sang Penunggang

13 Januari 2018   16:20 Diperbarui: 13 Januari 2018   19:12 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

La Nyalla Mattalitti, pria kelahiran Jakarta 10 Mei 1959, tampak sedang menabuh genderang dengan sangat keras. Suaranya memekakkan telinga dan sangat riuh. Laki-laki berwajah sangar namun sejatinya  ramah itu sedang melontarkan tudingan kepada partai tempat ia bernaung selama ini. Tudingannya adalah drama babak pertama di tahun politik ini.

Saya berani bertaruh, rakyat pasti lebih memercayai tudingan La Nyalla daripada bantahan resmi partai Gerindra.

Kisahnya semakin menarik, karena Muhammad Al Khaththat (Ketua FUI) ikut membantu melontarkan peluru tajam. Pada waktu yang bersamaan, Muhammad Al Khaththat yang bernama asli Gatot Saptono mengatakan bahwa ia sangat kecewa karena La Nyalla Mattalitti tidak bisa menjadi calon gubernur dari partai Gerindra meski dia sudah membawa namanya ke Rizieq Syihab di Saudi.

Yang menarik adalah bukan soal pernyataan kecewa karena La Nyalla Mattalitti gagal maju memperebutkan Jatim 1, namun pernyataan lain dari Muhammad Al Khaththat yang ternyata juga menyingkap agenda lain dari gerakan 212. Ternyata, ada transaksi disana yang akhirnya membuat banyak orang dan publik paham. Sejak awal demo itu berjalan, saya sudah paham bahwa pasti ada transaksi di sana. Saya bisa mencium aroma politik yang sangat tajam.

Dan, akhirnya, tangan saya merasa sangat gatal untuk tidak menuliskannya. Peluru-peluru tajam yang dilontarkan Mattalitti dan pernyataan Muhammad Al Khaththat sangat menarik untuk diulas.

Menurut saya, politik adalah sumber cerita yang tak akan habis untuk ditulis.

Gatot Saptono alias Muhammad Al Khaththat, sudah bernyanyi bahwa kelompok mereka sudah menitipkan beberapa nama untuk masuk menjadi calon kepala daerah. Ia mengatakan bahwa nama-nama itu sudah mendapat restu dari Rizieq Syihab.

Namun sayangnya, mereka bukanlah partai politik, sehingga mereka tidak bisa mengusung bakal calon. Mereka akhirnya berharap banyak dari koalisi partai-partai yang selama ini "mereka bantu" untuk memuluskan agenda politiknya. Dan sayang sekali, niat mereka gagal.

Nama-nama bakal calon kepala daerah yang mereka ajukan ternyata ditolak oleh partai-partai yang selama ini mereka dukung. Alasannya adalah karena nama-nama yang mereka ajukan tidak mau membayar mahar yang kata sebagian orang itu adalah lumrah.

Al Khaththat berharap menunggangi tetapi mereka malah yang akhirnya ditunggangi.

"Maaf. Agenda kami sudah selesai, jadi kami tak lagi butuh kalian ..." begitulah kira-kira kata para elit partai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun