Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yuk Berkenalan dengan Sultan: Catatan Muhibah ke Brunei (12)

2 Maret 2012   03:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:39 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_166091" align="alignnone" width="640" caption="Royal Regalia"][/caption]

Kisah perjalanan di Bandar Seri Begawan memang selalu menarik hati. Sebagai ibukota salah satu negara ASEAN, kota ini memang terkesan sepi, namun daya tarik dan keunikannya membuat pengunjung selalu betah untuk terus berkelana dan menemukan hal, kejadian, ataupun tempat yang meninggalkan kesan yang mendalam. Setelah sempat melihat mural berisi ikrar "Sumpah Pemuda" di Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei, perjalanan dilanjutkan meyusuri Jalan Elizabeth 2 dan kemudian belok kiri, menyusuri Jalan Sultan. Setelah melewati Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri dan menyeberangi Jalan James Pearce, dari kejauhan sudah nampak sebuah bangunan yang sangat unik dan menjadi landmark negri Brunei. Kubahnya yang besar dan terbuat dari marmer berkilau memantulkan sinar matahari pagi. Semakin mendekat, tampak tidak seorangpun yang berada di dekat bangunan tersebut. Tentu saja karena Brunei memang terkenal dengan ketentraman, keamanan dan juga "kesepian" nya. Perlu juga ditambahkan bahwa sewaktu menyusuri jalan jalan tadi, hanya saya lah seorang yang berjalan kaki.

[caption id="attachment_166110" align="alignnone" width="640" caption="Papan Nama Berlindung Kaca"]

13306585271651819802
13306585271651819802
[/caption]

Benda pertama menyambut kedatangan saya adalah papan nama dan juga denah bangunan yang ditempel di dinding, ditutupi oleh semacam jendela kaca yang berbingkai kayu berwarna coklat tua. Bangunan Alat Kebesaran Diraja. , kembali tulisan huruf jawi dan latin menerangkan nama bangunan ini.

[caption id="attachment_166114" align="alignnone" width="640" caption="Nama Bangunan di bawah Kubah"]

1330658597978546831
1330658597978546831
[/caption]

Saya terus berjalan mencari pintu masuknya dan setelah sedikit memutar,yang pertama-tama ditemukan adalah sebuah tempat penitipan sepatu atau sandal yang mirip terdapat di masjid. Cuma kali ini tidak ada seorang pun di sini. Di atasnya tertera kembali nama bangunan dalam huruf jawi, dan di bawahnya dalam bahasa Inggris “The Royal Regalia Building”.Di samping itu tertulis jugawaktu lawatan dalam bahasa Melayu dan Inggris.

[caption id="attachment_166113" align="alignnone" width="640" caption="Tempat Sepatu dan Waktu Lawatan"]

13306585661059243157
13306585661059243157
[/caption]

Setelah membuka sepatu, baru lah saya masuk ke dalam ruangan melalui pintu geser kaca otomatis, segera hembusan air conditioning yang sejuk menyambut saya di ruang dalam yang terasa sangat megah dan luas. Ruang ini persis berada di bawah kubah besar dan bentuknya juga mengikuti bulatan kubah di atasnya. Di ruang ini dipamerkan segala alat kebesaran diraja yang dipakai sewaktu upacara naik tahta Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, Sultan and Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam pada 1968.

[caption id="attachment_166117" align="alignnone" width="640" caption="Kereta Kerajaan"]

13306586391088592143
13306586391088592143
[/caption]

Selain sebuah kereta kerajaan berwarna keemasan, juga dipamerkan alat-alat yang menemani kereta yang menbawa sang sultan keliling Bandar Brunei pada saat itu. Di antaranya sebuah changkah (Tombak bermata dua), 40 buah sinipit (Tombak Berhias) , dan 40 buah Taming (Tameng berhias) yang semuanya berlapisakan emas berkilau. Masih di ruang yang sama, juga ditata dengan apik alat alat musik yang dipakai sewaktu penobatan yang disebut Nobat Diraja (Royal Orchestra). Alat alat musik ini terdiri dari sebuah Nakara (drum),Gendang Labik (semacam drum), sebuah Serunai (suling), dua buah Gong dan sebuah Canang yang juga mirip gong. Selain itu, terdapat juga puluhan payung kerajaan dan pernak-pernak lain yang semuanya berlapiskan emas.

[caption id="attachment_166118" align="alignnone" width="640" caption="Kereta dan pernak-pernik berlapis emas"]

13306586651948367430
13306586651948367430
[/caption]

"Encik, sila titip kameranya dulu", demikian pesan seorang pegawai wanita ketika saya ingin masuk ke ruangan yang disebut "Royal Exhibition Gallery" sambil mencoba mengambil gambar pesawat B747-800 milik Sultan yang berlogo Penerbangan Diraja Brunei. Rupanya kita tidak diperbolehkan membawa kamera dan juga telpon genggam yg memiliki kamera untuk masuk ke ruangan yang berisi cerita sejarah kehidupan sang Sultan.

[caption id="attachment_166119" align="alignnone" width="640" caption="Payung Kerajaan"]

13306586971892548583
13306586971892548583
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun