Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sejenak Melongok Masjid Syiah di Hamburg

7 Juni 2015   02:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jerman, selain Perancis merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak di benua biru, Eropah.Memang, di Eropah yang mereprsentasikan Islam juga beragam, bukan hanya seperti kebanyakan Islam yang kita kenal di tanah air, tetapi bisa saja Islam yang berlainan mazhab atau bahkan sering divonis sebagai bukan Islam seperti Ahamdiyah dan Syiah.

1432455144300856909
1432455144300856909

Di kota pelabuhan yang letaknya di bagian utara negrinya Angela Merkel ini, bahkan kehadiran sebuah masjid beraliran Syiah sangat menonjol, mungkin karena selain banyaknya imigran dari Turki, imigran dari Persia juga tidak kalah banyaknya sehingga tidak mengherankan kalau sejak tahun 1950an mereka sudah mendirikan sebuah masjid yang bahkan mendapat julukan Islamic Centre Hamburg dan merupakan masjid Shia tertua di Hamburg dan juga di Eropah.

1432454775405516296
1432454775405516296

Masjid ini juga dipromosikan sebagai salah satu tempat wisata di Hamburg sehingga menarik cukup banyak wistawan non muslim dari seantero dunia yang ingin mengenal Islam lebih dekat.Mereka toh tidak mengerti benar perbedaan antara Syiah atau bukan syiah!.Selain itu Masjid yang memiliki nama Masjid Islam Ali ini juga mashur dengan nama Masjid Biru karena warna birunya yang dominan. Bukan seperti Masjid Biru di Istanbul yang dari luar tidak ada birunya loh!

Kunjungan saya ke masjid yang terletak tidak jauh dari danau Alster ini dan beralamatkan di Schone Aussicht no 36 alias Jalan Pemandangan Bagus ini dengan naik kendaraan umum yaitu bus M 6 dari Hamburg hauptbahnhof dan turun di Zimmerstrasse.Perjalananlalu dilanjutkan dengan berjalan kaki di semacam kompleks perumahan yang sejuk, teduh, indah dan juga sekaligus terlihat sepi.

Setelah sekitar 7 menit berjalan kaki, akhirnya saya sampai di depan Masjid Biru yang terlihat sangat indah dengan pekarangannya yang cukup luas. Dua menaranya yang tidak terlalu tinggi terlihat serasi dengan keadaan sekelilingnya.

14324548471894833657
14324548471894833657

Di halaman ini terdapat sebuah papan pengumuman yang mengucapkan selamat datang kepada semua pengunjung dan juga jam buka masjid.“Herzlich Willkommen Liebe Besucher” alias Selamat Datang Para Pengunjung, dan“Wir sind fur Sie taglich von 10 bis 20 Uhr geofnett”, yang menunjukan jam buka dari jam 10 sampai 20.Selain ini ada juga penjelasan kalau pintu masuk ke dalam masjid terletak di belakang masijd. He he lucu juga! Kalu yang tidak bisa bahasa Jerman gak tahu kalau pintu masuknya dari belakang!

14324548951998944694
14324548951998944694

Di papan pengumuman ini kita bisa membaca secara singkat sejarah berdirinya masjid, dan juga tata letak ruang ibadah, perpustakaan dan juga ruang belajar yang ada di masjid ini. Tentunya semua hanya tertulis dalam Bahasa Jerman dan lengkap dengan denah majsid tersebut.

14324549271920767424
14324549271920767424

Setelah sejenak berpose di halaman dengan latar belakang masjid biru ini, saya melangkah masuk menuju ke bangunan masjid, dan seperti sudah dijelaskan pintu depannya yang megah dan besar serta sangat mirip dengan masjid-masjid besar di Iran tertutup rapat. Kita harus mengitari masjid dan menuju ke pintu belakang dimana di atas pintu tertulis dalamBahasa Jerman “Bibbliothek des Islamischen Zentrums Hamburg” .Di atasnnya juga ada tulisan “ Katabkhone Markazi islamii Hamburg” dalam abjad Persia yang tentunya artinya Perpustakaan Pusat Islam Hamburg. (Maaf kalau salah baca bahasa Farsnya).

14324549621457001404
14324549621457001404

Setelah membuka pintu pertama, adalah lagi sebuah pintu dengan tulisan "Eingang – Ziehen” yang artinya masuk dan tarik dan gambar seekor anjing dengan tulisan Wir mussen darussen belieben alias “Kita harus tetap tinggal di luar”. Artinya anjing tidak boleh masuk ke dalam.

14324550001173682976
14324550001173682976

Di ruangan dalam ada semacam koridor dimana dipamerkan dalam kaca gambar-gambar mengenai negri Iran termasuk Masjid Imam yang terletak di Esfahan, foto-foto imam atau ayatullah dari Iran, dan juga beberapa karpet berhiaskan kaligrafi.

1432455033825969216
1432455033825969216

Setelah itu. Saya juga sempat mampir ke toilet dan ruang wudhu yang berada di lantai bawah dan bertuliskan “Rituelle Waschung”.Namun yang lebih menarik adalah ruang utama yang berbentuk bundar serta lantainya yang dilengkapi dengan karpet bundar tanpa sambungan yang konon merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Ada juga ruang kuliah atau belajar yang disertai dengan tempat duduk.

1432455100357833663
1432455100357833663

Pengembaraan ke Masjid Imam Ali ini memang telah memperkaya jiwa, karenamemberikan wawasan yang lebih luas tentang keberadaan Islam di Eropah, terlepasdari aliran ataupun mazhabnya.

Bagi Saya, yang penting hidup ini adalah perjalanan dan nikmati saja!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun