Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ziarah ke Makam Guru Bung Karno di Bandung

14 Juni 2025   11:32 Diperbarui: 14 Juni 2025   11:32 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kota adalah kumpulan rumah dan jalan. Tapi kenangan adalah kumpulan langkah dan nama."

Pagi itu, udara Bandung mulai hangat. Jam belum sepenuhnya menunjukkan pukul delapan ketika saya keluar dari Holiday Inn Pasteur, menapaki trotoar yang tidak teratur atau bahkan tidak ada. Suasana jalanan lumayan lengang, maklum di akhir pekan. Lalu lintas baru menggeliat, dan di sekitar lumayan banyak pedagang kaki lima. Ada bubur ayam, nasi kuning dan surabi.

Surabi: dokpri 
Surabi: dokpri 

Tak ada rencana besar pagi itu, hanya satu tujuan kecil yang tiba-tiba muncul di kepala: ziarah ke Pemakaman Kristen Pandu. Entah kenapa nama itu datang kembali ke ingatan---mungkin karena dulu, sekitar empat puluh tahun lalu, ketika saya masih tinggal di Sukagalih dan bekerja di Nurtanio, saya pernah melintasi kawasan ini. 

Saat itu, hampir setiap hari saya berjalan kaki dari arah Sukagalih menuju jalan Pajajaran via Terusan Pasteur, menyusuri jalan kecil yang tembus ke makam Muslim Sirnaraga, lalu menyelinap lewat gang-gang, melewati wilayah Pandu yang senyap. Sebuah ritual diam-diam yang dulu tak saya pikirkan, kini tiba-tiba memanggil kembali.

Dan saya pun melangkah pagi itu, menuju tempat yang dulu pernah saya lintasi begitu saja: Pandu.

Jalan Menuju Makam

Saya berjalan melewati jembatan penyeberangan yang sepi. Melewati deretan kantor travel dan toko oleh-oleh. Makanan khas Bandung. Saya kemudian belok ke  sebuah gang kecil yang nyaris tak terlihat dari jalan utama. Gang itu sempit, dan di kanan-kirinya ada rumah-rumah padat yang berdiri berimpitan dengan tembok makam. Sebagian rumah bahkan dibangun di atas bagian makam lama, menyisakan nisan-nisan tua yang seperti menyembul dari tanah halaman. 

Rumah dan makam: dokpri 
Rumah dan makam: dokpri 

Saya bahkan melihat seseorang tidur di atas lempengan marmer, mungkin karena semalam terlalu panas di dalam rumah. Aneh, tapi nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun