Sekitar pukul 6,30 pagi, saya tiba di kawasan Plaza Semanggi di dekat Universitas Atmajaya. Di sini kendaraan Elf yang akan membawa kami berwista ke Gunung Padang bersama Wisata Kreatif Jakarta sudah siap menunggu. Mbak Ira Latief juga sudah siap menyambut semua peserta.
Hari ketiga Lebaran, kota Jakarta masih lengang. Ketika kendaraan bergerak masuk tok di Gatot Subroto menuju Cawang dan dilanjut ke Jagoraw, perjalanan sangat lancar. Di rest area Cibubur, kami mampir sebentar untuk membeli makanan dan ke toilet sebelum lanjut terus menuju tol Bocimi.
Perjalanan masih terasa lancar dan nyaman hingga sekitar satu setengah kilometer menjelang pintu tol Parung Kuda. Antrean kendaraan mulai merayap. Waktu menunjukan sekitar pukul 8 pagi.
Pada awalnya kami mengira hang antrian di pintu tol, tetapi setelah membayar tol kemacetan lebih para kemacetan langsung menghadang.
Jalanan berubah menjadi lautan kendaraan. Mobil berhenti total. Saat bisa maju, paling hanya beberapa meter sebelum kembali diam. Bahkan ketika mau masuk ke jalan nasional Parung Kuda arah Cibadak, kendaraan harus berebut dari arah tol dan non tol. Satu kilometer saja bisa setengah jam lebih.
Bahkan ketika sudah si jalan menuju cibadak pun kemacetan belum usai walau sedikit lebih lancar dan waktu sudah mendekati pukul 12 ketika kami mampir di sebuah pom bensin untuk sekedar beristirahat dan membeli makanan. Bayangkan sudah lebih tiga jam di kemacetan ini.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Sukabumi dan terus ke gunung padang. Ternyata semakin mendekati gunung padang, kondisi jalannya sempit dan banyak yang rusak.
Selama dalam perjalanan menembus kemacetan antara Parung Kuda menuju Cibadak dan terus ke Sukabumi ini ada beberapa hal yang mengasyikan atau menjengkelkan dan menambah macet.
Salah satunya adalah seringnya ambulans yang hilir mudik dengan raungan sirine yang membuat kami harus memberi jalan.
Sebagian tampak membawa pasien, tetapi ada juga yang penumpang ya dan tujuanmya pun mungkin bukan ke rumah sakit. Bahkan saya sempat membaca berita online ada ambulans yang ditangkap polisi karena bukan mengantar pasien. Yang jelas selama beberapa jam dalam kemacetan, ada belasan ambulan yang hilir mudik.
Selain itu ada lagi beberapa bingo sirine yang memperburuk situasi. Beberapa kendaraan orang penting yang melaju dengan pengawalan polisi, menerobos kemacetan. Saya tidak tahu apakah pejabat yang mau dapat atau mungkin pulang kampung atau hanya jalan-jalan. Lebih parah lagi, setelah kendaraan pejabat lewat, mobil-mobil lain yang bukan rombongan ikut-ikutan menerobos, di belakang, membuat konvoi belasan mobil membuat arus lalu lintas makin kacau. Bayangkan kadang kadang kendaraan ini mengambil jalur arah yang berlawanan.