Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Buka Puasa di LRT hanya Segelas Air Putih

11 Maret 2025   23:17 Diperbarui: 11 Maret 2025   23:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka puasa di LRT : dokpri


Ramadan kali ini membawa pengalaman baru buat saya: berbuka puasa di dalam gerbong LRT. Semua berawal dari rencana nonton film No Other Land di Grand Indonesia. Filmnya sendiri penuh emosi dan sarat makna, membuat saya sedikit tenggelam dalam perasaan setelah keluar dari bioskop sekitar pukul 17.35. Namun, kenyataan segera menampar---perut kosong dan waktu berbuka sebentar lagi.

Kejar-Kejaran dengan Waktu

Tanpa banyak pikir, saya langsung memesan ojol menuju Stasiun LRT Dukuh Atas. Beruntung, perjalanan lancar dan saya tiba di sana sekitar pukul 17.50. Namun, ada satu hal yang baru saya sadari---saya lupa membeli makanan untuk berbuka! Satu-satunya yang saya bawa hanyalah sebotol air mineral di tas.

Saat masuk ke stasiun, saya melihat jadwal kereta ke Jatimulya akan berangkat dalam tiga menit. Tanpa pikir panjang, saya langsung menuju peron. Tak lama kemudian, kereta datang, dan saya bergegas masuk. Untungnya, saya masih kebagian tempat duduk, karena ternyata kereta cukup ramai sore itu.

Menunggu Azan di Gerbong yang Ramai

Yang menarik, banyak penumpang lain yang sudah siap berbuka puasa. Saya melihat beberapa orang membawa air mineral, minuman ringan, dan bahkan beberapa cemilan kecil. Ternyata, berbuka puasa di LRT bukanlah hal yang aneh---beberapa orang sudah terbiasa melakukannya.

Ketika kereta sampai di Stasiun BJB Pancoran, terdengar pengumuman bahwa waktu berbuka telah tiba. Saat itu pukul 18.03, dan saya melihat berbagai reaksi di sekitar saya. Beberapa langsung meneguk air mineral, ada yang menikmati teh botol atau minuman segar lainnya, sementara yang lain membuka bungkusan kecil berisi camilan.

Saya sendiri hanya meneguk air mineral yang saya bawa. Meski sederhana, setidaknya puasa sudah batal. Tidak ada kurma atau teh manis hangat, tapi suasana berbuka di dalam kereta memberi pengalaman unik tersendiri.

Tiba di Cikunir 2 dan Mampir ke Mushola

Perjalanan berlanjut hingga saya tiba di Stasiun Cikunir 2 sekitar pukul 18.40. Masih ada waktu untuk sholat Maghrib, jadi saya langsung menuju mushola stasiun. Setelah sholat, saya kembali mengisi ulang botol air mineral dan meminumnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun