Sore sudah mulai menjelang di Madinah. Sehabis sholat ashar di Masjid Nabawi, kami berkumpul di pintu 326 dan kemudian berjalan kaki menyusuri pelataran Masjid. Bagian dalamnya sangat cantik karena dihiasi deretan payung elektronik yang sedang berkembang, melindungi jemaah dari sengatan mentari.
Kami berjalan di bagian luar pelataran yang tidak kalah ramainya.Di lantai terhampar deretan karpet warna merah dan ada orang yang duduk di tengah dikelilingi jemaah atau pendengar. Apakah itu adalah rombongan travel umroh yang sedang mendengarkan penjelasan pemandu atau muthowidnya?
Melihat pakaian yang dipakai bisa dibedakan antara kelompok travel umroh atau bisa kajian ilmu yang memang sering diadakan di masjid ini.
Kami melihat di bagian sisi kanan pelataran, ustaz Yudie menjelaskan bahwa di sini adalah lokasi Taman Saqifah Bani Saidah. Taman ini merupakan salah satu situs bersejarah yang penting di Madinah dan memiliki nilai sejarah yang sangat besar dalam Islam karena menjadi lokasi pertemuan para sahabat setelah wafatnya Nabi Muhammad untuk membahas siapa yang akan menjadi pemimpin umat Islam.
Apa Itu Saqifah Bani Saidah?
Saqifah dalam bahasa Arab berarti tempat terbuka yang memiliki atap, semacam balai pertemuan atau paviliun. Bani Saidah adalah salah satu suku dari kaum Anshar (penduduk asli Madinah) yang memiliki tempat pertemuan ini sebagai bagian dari komunitas mereka.
Lokasi ini dulunya adalah sebuah taman rindang yang digunakan oleh Bani Saidah untuk berkumpul, berdiskusi, dan bermusyawarah.
"Saat ini, tempat ini sedang direnovasi dan sudah beberapa bulan berlangsung." Tambah usta Yudie sambil terus menjelaskan sejarah taman ini.
Peristiwa Besar di Saqifah Bani Saidah
1. Wafatnya Nabi Muhammad dan Krisis Kepemimpinan
Ketika Nabi Muhammad wafat pada 12 Rabiul Awal tahun 11 H (632 M), umat Islam mengalami duka mendalam. Namun, setelah itu muncul pertanyaan besar: Siapa yang akan memimpin umat Islam setelah beliau?
Pada saat itu, kaum Anshar (penduduk asli Madinah) merasa bahwa mereka memiliki hak untuk memilih pemimpin, karena mereka telah banyak membantu perjuangan Islam sejak kedatangan Nabi ke Madinah. Oleh karena itu, mereka mengadakan pertemuan di Saqifah Bani Saidah untuk membahas calon pemimpin baru.
2. Pertemuan di Saqifah
Di Saqifah, para pemuka Anshar mengusulkan Sa'ad bin Ubadah, pemimpin suku Khazraj, sebagai calon khalifah. Namun, segera setelah itu, kabar pertemuan ini sampai ke telinga Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Mereka segera datang ke Saqifah untuk ikut dalam diskusi.
3. Abu Bakar Dipilih sebagai Khalifah
Dalam perdebatan yang terjadi, Abu Bakar menegaskan bahwa kepemimpinan Islam sebaiknya dipegang oleh suku Quraisy, karena mereka adalah keluarga Nabi dan memiliki pengaruh besar di kalangan umat Islam. Ia kemudian menyebut dua calon yang layak: Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah.