Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benda Benda Pos Jadoel yang Sayang untuk Dilupakan

12 Februari 2025   13:47 Diperbarui: 12 Februari 2025   13:47 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman dulu, dunia komunikasi sangat bergantung pada sistem pos. Di tengah keterbatasan teknologi, benda-benda pos menjadi jembatan penting untuk menyampaikan kabar, perasaan, dan informasi. Namun, seiring berjalannya waktu dan munculnya era digital, generasi muda kini jarang mengenal serta mengapresiasi benda-benda pos zaman dulu.

Yuk kita kupas berbagai benda pos bersejarah yang sarat makna dan cerita, sekaligus mengenang kembali keindahan masa lalu yang tersimpan dalam setiap detailnya.
1. Kartu Pos: Potret Keindahan dan Cerita Zaman Silam
Kartu pos merupakan salah satu ikon dunia pos yang tak lekang oleh waktu. Dahulu, kartu pos bukan sekadar media pengiriman pesan, melainkan juga karya seni yang menggambarkan keindahan lanskap, budaya, dan kehidupan masyarakat pada masanya. Desain kartu pos sering kali dipenuhi dengan ilustrasi tangan yang detail, memamerkan keindahan alam, bangunan bersejarah, dan aktivitas sehari-hari.
Di masa penjajahan, khususnya era Hindia Belanda, kartu pos berperan sebagai alat komunikasi yang menghubungkan para pelancong, pedagang, dan pejabat kolonial. Setiap kartu pos mengandung narasi tersendiri, seolah menjadi "mesin waktu" yang membawa pemiliknya menyelami sejarah dan budaya lokal.
2. Prangko: Kecil Namun Penuh Cerita
Prangko adalah saksi bisu dari evolusi sistem pos. Meskipun ukurannya kecil, setiap prangko menyimpan cerita tentang identitas negara, perjuangan kemerdekaan, dan momen-momen penting dalam sejarah. Dahulu, desain prangko dibuat dengan teliti dan penuh simbolisme, menampilkan tokoh-tokoh nasional, lambang budaya, ataupun pemandangan alam yang memukau. Koleksi prangko antik kini menjadi incaran para filatelis di seluruh dunia, karena setiap prangko memiliki nilai historis dan artistik yang tinggi.
3. Amplop dan Surat: Seni Menulis dengan Hati
Di era digital, pesan singkat melalui media elektronik telah menggantikan surat-surat yang ditulis tangan. Namun, amplop dan surat zaman dulu memiliki pesona tersendiri. Menulis surat dengan tinta dan pena pada kertas berkualitas memerlukan ketelitian serta perasaan yang mendalam. Setiap surat tidak hanya menyampaikan kata-kata, tetapi juga mencerminkan karakter pengirimnya melalui tulisan tangan dan gaya penulisan yang personal. Amplop pun sering dihiasi dengan motif atau lambang khas, menjadikannya bagian dari estetika komunikasi yang penuh nilai emosional.
4. Peralatan Pos: Mesin, Stempel, dan Kotak Surat
Selain media komunikasi, dunia pos di masa lalu juga dipenuhi oleh peralatan yang membantu memproses surat serta paket. Mesin pencetak perangko dan stempel pos merupakan inovasi penting yang memungkinkan pengolahan surat secara terstruktur. Stempel pos digunakan untuk menandai tanggal dan asal pengiriman, sementara kotak surat zaman dulu sering kali didesain dengan ukiran dan ornamen artistik. Kotak pos ini, selain berfungsi sebagai tempat penampungan surat, kini menjadi bagian dari warisan budaya visual di lingkungan perkotaan.
5. Telegram dan Alat Komunikasi Elektronik Awal
Sebelum era telepon dan internet, telegram merupakan bentuk komunikasi elektronik yang krusial. Pesan-pesan singkat yang dikirim melalui telegram, meski terbatas dalam jumlah kata, memiliki dampak besar---terutama dalam situasi darurat atau pengumuman penting. Alat telegraf dengan tombol-tombol Morse menjadi simbol kecanggihan teknologi pada masanya. Meskipun kini telah digantikan oleh teknologi digital, sejarah telegram tetap menjadi bagian menarik dalam evolusi komunikasi.
6. Nostalgia dan Nilai Budaya di Balik Benda-Benda Pos
Benda-benda pos zaman dulu tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu komunikasi, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan, kreativitas, dan keindahan masa lalu. Surat-surat yang dikirim dengan tangan menyimpan nilai sentimental yang mendalam, sedangkan kartu pos dan prangko menghadirkan cerita tentang harapan, kerinduan, dan hubungan antarmanusia. Kenangan akan momen-momen berharga tersebut mengajarkan kita untuk menghargai keaslian dan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang.
7. Transformasi dan Pelestarian Warisan Pos
Di era modern, tantangan terbesar adalah melestarikan benda-benda pos bersejarah agar tidak punah ditelan zaman. Banyak kolektor dan lembaga kebudayaan yang berupaya mengumpulkan serta mendigitalkan arsip benda pos untuk memastikan cerita-cerita masa lalu tetap hidup. Pameran dan museum yang menampilkan koleksi pos antik memainkan peran penting dalam mengenalkan kembali nilai sejarah ini kepada generasi muda, sehingga mereka pun dapat mengapresiasi keindahan dan nilai budaya dari setiap surat, kartu pos, dan prangko.
8. Wesel Pos: Layanan Pengiriman Uang Tradisional
Salah satu layanan unik yang pernah ada di dunia pos adalah wesel pos untuk pengiriman uang. Layanan ini memungkinkan pengirim untuk mengirim uang secara konvensional melalui pos dengan ketentuan sebagai berikut:
*Biaya Layanan: Untuk setiap nominal pengiriman sebesar Rp1.000, dikenakan ongkos sebesar Rp25.
*Prosedur Pengiriman: Uang dikirim ke alamat yang telah ditentukan, misalnya ke sekolah. Setiap pengiriman harus disertai tanda tangan kepala sekolah sebagai bukti penerimaan.
*Pengambilan Uang: Penerima uang wajib mengambilnya langsung di kantor pos, di mana verifikasi dilakukan secara resmi.
*Waktu Proses: Pengiriman melalui wesel pos biasanya memakan waktu sekitar satu minggu hingga sampai ke tujuan.
Layanan wesel pos ini merupakan cerminan dari sistem keuangan tradisional yang, meskipun lambat dibandingkan dengan teknologi saat ini, memiliki keunggulan dalam hal keamanan dan prosedur verifikasi yang ketat. Sebagai perbandingan, layanan e-banking modern memungkinkan transfer uang dilakukan hanya dalam beberapa detik, menunjukkan betapa pesatnya evolusi teknologi komunikasi dan keuangan.
9. Menjembatani Masa Lalu dan Masa Depan
Melalui perjalanan mengenal benda-benda pos zaman dulu, kita diingatkan untuk tidak melupakan akar budaya dan sejarah yang telah membentuk identitas bangsa. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, penting bagi generasi muda untuk mengetahui bahwa setiap kemajuan teknologi memiliki sejarah panjang yang penuh liku. Benda-benda pos adalah saksi bisu dari perjalanan tersebut, menyimpan kenangan dan nilai-nilai yang tak ternilai.
Upaya pelestarian melalui museum, pameran, dan publikasi sebaiknya terus didorong agar cerita-cerita masa lalu tidak hilang. Dengan cara ini, tidak hanya pengetahuan sejarah yang terjaga, tetapi juga semangat untuk menghargai setiap momen yang telah terjadi. Melalui apresiasi terhadap benda-benda pos, generasi muda dapat belajar untuk lebih menghargai keaslian dan tradisi yang telah dibangun selama berabad-abad.
Kesimpulan
Benda-benda pos zaman dulu menyimpan sejuta cerita tentang kehidupan, budaya, dan perjalanan peradaban. Dari kartu pos yang memancarkan keindahan visual, prangko yang sarat simbol, hingga surat-surat yang penuh emosi, setiap elemen memiliki peran penting dalam menghubungkan manusia di masa lalu. Tak hanya itu, layanan seperti wesel pos untuk pengiriman uang juga mengungkapkan betapa terintegrasinya sistem pos dengan kehidupan sehari-hari, meskipun prosesnya memakan waktu sekitar satu minggu. Di era modern yang mengandalkan kecepatan e-banking, mengenang dan mengapresiasi keunikan sistem pos tradisional memberikan pelajaran berharga tentang ketelitian, keamanan, dan nilai budaya yang mendalam.
Mengapresiasi benda-benda pos bukan hanya tentang melihat ke masa lalu, tetapi juga tentang menemukan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang sejati. Dengan mengenal sejarah dan keindahan benda-benda tersebut, kita dapat menginspirasi generasi muda untuk tidak hanya hidup dalam dunia digital, tetapi juga menghargai dan melestarikan warisan budaya yang telah dibangun selama berabad-abad.
Melalui upaya bersama---baik dari pemerintah, lembaga kebudayaan, maupun masyarakat umum---kita dapat memastikan bahwa setiap surat, kartu pos, prangko, dan wesel pos yang pernah menghiasi meja-meja pos zaman dulu tetap hidup sebagai bukti keindahan sejarah dan identitas bangsa. Semoga dengan memahami perjalanan ini, kita dapat menjembatani masa lalu dan masa depan, serta menjaga api semangat tradisi komunikasi yang telah menjadi bagian penting dari perjalanan peradaban manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun