Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Warung Boto Dulu dan Kini

6 April 2023   13:51 Diperbarui: 6 April 2023   15:32 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu saya kembali ke Situs Warung Boto setelah lebih lima atau enam tahun tidak kesana.  Kali ini, bersama dengan rombongan Clickompasiana. 

Ada sesuatu yang berbeda dengan situs ini, yaitu, pintu masuknya yang kini berada tepat di Jalan Veteran, sementara dulu lewat belakang dan melewati jalan kampung. Namun untuk pergi kesini, kita harus parkir kendaraan di tepi jalan mepet dengan dinding situs yang warnanya dominan krem kecokelatan itu.

Informasi Jam Buka: Dokpri
Informasi Jam Buka: Dokpri

Sebuah papan informasi berada tepat di dekat pintu masuk menjelaskan waktu buka situs Warung Boto, yaitu dari pukul 07.20 hingga 14.00 setiap Senin -Jumat dan pukul 07.30 hingga pukul 12.30 setiap Sabtu, alias tutup di hari minggu.   Sebuah jam buka yang cukup aneh untuk sebuah tempat wisata, karena lebih mirip jam buka kantor.

Kami masuk ke halaman depan dekat Jalan Veteran dan menyadari bahwa sebagian besar bangunan ini berada pada tingkat ketinggian di bawah jalan Veteran.  Dan dari atas ini pula kita dapat memandang sebagian besar bangunan dari batu yang kini sudah tidak memiliki atap lagi.  Jadi kita bagikan melihat penampang bangunan yang dibuka atap nya. 

Ruang tanpa atap : Dokpri
Ruang tanpa atap : Dokpri

Sekilas, bentuk bangunan dan arsitektur Warung Boto ini memiliki kesamaan dengan Pemandian Taman Sari yang ada di dekat kraton, terutama kalau melihat adanya kolam pemandian di sini. Tetapi tentunya ukuran kolam mini sangat kecil jika  dibandingkan dengan yang ada di Taman Sari.  Namun pada saat yang sama, bentuk dan tata letak bangunan dan ruang-ruang di Warung Boto ini memberikan suasana yang lebih misterius dan sakral.  Lagi pula siang itu, boleh dikatakan tidak ada pengunjung lain kecuali rombongan Clickompasiana yang hanya terdiri dari beberapa orang saja.

Selain itu masuk ke Warung Boto juga sama sekali tidak dipungut biaya dan juga tidak pemandu wisata yang menjelaskan kisah dan cerita nya. Kami hanya bisa menduga-duga seperti apa betapa cantiknya bangunan ini dulu. 

sepasang tangga: Dokpri
sepasang tangga: Dokpri

Warung Boto juga memiliki banyak kelebihan dibanding Taman Sari karena kita dapat naik dan turun berbagai tangga di dalam kompleks  sampai ke tingkat paling bawah di belakang kompleks maupun hingga ke ketinggian di pojok-pojok kompleks.  Di sini pula pengunjung dapat sejenak termenung di dekat kolam sambil memperhatikan pintu dengan relung-relung nan cantik dan tangga-tangga yang sekilas tampak simetris dan cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun