Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kuliner Malam di Kedungdoro, Surabaya

17 Maret 2023   10:53 Diperbarui: 17 Maret 2023   11:12 2905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Kedungdoro di waktu malam: Dokpri

Setelah sekitar 5 atau 6 jam berkendara dari Yogya, akhirnya kami tiba di kota Surabaya. Suasana lalu lintas di kawasan City of Tomorrow lumayan padat merayap ketika kendaraan keluar dari jalan tol.  Namun setelah dsekitar 5 sampai 10 menit terjebak alam kepadatan, arus lalu lintas kembali lancar di Jalan Ahmad Yani, walau arah sebaliknya tampak padat merayap. Maklum saat jam sibuk sekitar pukul 5 sore ketika orang kembali ke rumah dari kantor atau tempat kerja.

Sudah beberapa tahun saya tidak mampir ke Surabaya, dan cukup banyak perubahan yang dapat dilihat. Tetapi masih banyak tempat dan jalan yang masih diingat karena dulu sering dilalui terutama kawasan sekitar Jalan Layang Wonokromo.   Setelah itu kendaraan belok agak sedikit ke kiri melewati Jalan Diponegoro dan terus melaju ke Kedungdoro, tempat saya menginap kali ini.

Setelah beristirahat sebentar, kami memutuskan untuk mencari makan malam dan menurut informasi di kawasan Kedungdoro ini banyak sekali pilihan kuliner yang buka hingga tengah malam.    Ketika kami keluar dari hotel, hujan rintik mulai turun sehingga sekuriri hotel meminjamkan payung yang bisa dipakai untuk berjaga-jaga selandainya hujan turun lebih lebat. 

Setelah menyeberang jalan, kami menyusuri jalan Kedungdoro dan melihat deretan gerai kaki lima yang menawarkan beragam jenis kuliner, baik khas Surabaya, maupun dari berbagai daerah lain di Indonesia termasuk Chinese food.

Salah satu gerai di Kedungdoro: Dokpri
Salah satu gerai di Kedungdoro: Dokpri

Ada berbagai jenis sate, bakso, martabak, sea food dan juga terang bulan.  Akhirnya kami mampir di sebuah warung  ayam dan bebek goreng lengkap dengan tahu tempe, lalapan, lele, ikan asin dan berbagai jenis minuman.   Cara memesannya cukup unik, Pembeli mengambil sendiri makanan yang diinginkan dan kemudian tinggal digoreng dan lalu disajikan di meja. Untuk pilihan minuman ada teh, es jeruk dan berbagai minuman lainnya.   Di sini juga ada seorang ibu yang ikut menjual kerupuk sebagai tambahan makanan utama.

Gerai Terang Bulan: Dokpri
Gerai Terang Bulan: Dokpri

Salah satu keunikan menikmati kuliner di pinggir jalan adalah banyaknya  pengamen yang datang dan pergi silih berganti. Ada yang membawa gitar, ada yang memakai harmonika dan ada juga yang hanya meminta-minta karena kondisi tubuh yang cacat.  Banyak juga anak-anak yang menjual tisu. Agar dapat lebih nyaman, lebih baik disiapkan uang untuk para pengamen ini sebelum memulai makan.   

Ayam, bebek, dan lele: Dokpri
Ayam, bebek, dan lele: Dokpri

Setelah menikmati santapan, kami sempatkan menyusuri sepanjang jalan Kedungdoro sambil melihat-lihat lagi pilihan makanan yang ada.   Dan uniknya ketika kembali ke hotel, ada dua kendaraan sport mewah warna merah menyala yang sedang parkir di depan hotel. 

Esok malamnya, kami sempatkan mampir lagi ke Kedungdoro, tetapi hanya untuk mencari sekedar minuman hangat atau wedhang.  Kebetulan ada sebuah warung yang menjual minuman khas hangat berupa Wedhang Ronde dan Angsle. 

Wedhang ronde sudah cukup dikenal dan ada di berbagai kota seperti Yogya dan Solo.  Namun ronde di Surabaya sedikit berbeda karena selain kacang, dan  kolang kaling yang berwarna hijau, juga ada kelapa mudanya.  Sementara rondenya sendiri berwarna putih dan setelah dicoba ternyata tidak ada kacang di dalamnya seperti di Yogya.  Saya sendiri lebih suka ronde favorit di Yogya dibandingkan yang di Surabaya  ini.

angsle: Dokpri
angsle: Dokpri

Namun saya baru kali ini mengenal minuman yang Bernama Angsle.   Tidak seperti ronde yang hangat karena jahe, kuah angsle  terbuat dari santan dan isinya merupakan paduan  potongan roti,kacang tanah goreng, sagu mutiara yang berwarna merah dadu, dan juga kacang hijau. Rasanya ternyata cukup segar dan enak.  Bahkan di hotel pun sempat disuguhan kuliner Bernama angsle ini.

angsle di hotel: Dokpri
angsle di hotel: Dokpri

Demikian sekilas mengenai berbagai kuliner khas Surabaya yang ada di kawasan Kedungdoro. Kalau kebetulan mampir ke Surabaya, tentunya jangan lupa sekedar mencicipi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun