Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keren, Museum Ini Punya Bioskop Gratis dan Panggung Pertunjukan

4 September 2022   07:18 Diperbarui: 4 September 2022   08:06 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang Kulit, Kesenian Tradisional dan Panji: Dokpri

Mendengar kata museum, pada umumnya kita langsung membayangkan benda-benda kuno dan bisu yang di bawahnya diberi penjelasan sekilas mengenai angka tahun yang lebih sering membosankan dan mungkin hanya cocok untuk anak-anak sekolah yang berkunjung dalam rangka memenuhi agenda kewajiban.

Hal ini pula yang sering saya bayangkan sebelum berkunjung ke museum Sonobudoyo ini. Apa lagi  sebenarnya museum ini sudah sering saya lewati puluhan kali bila berkunjung ke Yogya.  Namun akhirnya pandangan saya terhadap museum ini berubah dan karenanya museum ini pun menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi wisatawan yang mampir ke sini.

Musuem dilihat dari Alun-Alun Utara: Dokpri
Musuem dilihat dari Alun-Alun Utara: Dokpri

Siang itu, kebetulan kami melewati kawasan Alun-Alun Utara dan kemudian masuk ke halaman Museum yang lumayan luas.  Tiket masuk museum juga sangat bersahabat di kantong yaitu 3000 Rupiah saja dan sebagai gantinya kita mendapatkan selembar book mark yang cantik bergambar Pratima Wisnu Menunggang Garuda.

Sekilas bentuk bangunan museum memiliki arsitektur rumah tradisional Jawa berbentuk joglo dan memiliki arsitektur yang mirip dengan masjid Kraton Kasepuhan di Cirebon.  Berdasarkan informasi yang ada, ternyata museum ini dibangun pada tahun 1934 dengan arsitek seorang Belanda, yaitu Th Karsen.

Book Mark hadiah dari Museum: Dokpri
Book Mark hadiah dari Museum: Dokpri

Di halaman museum ada sepasang museum dan juga berbagai arca dari zaman Hindu Buddha.  Ada Makara, Kepala Kara, patung Wisnu dan Dewi Laksmi dan tentunya Ganesha yang berkepala Gajah.  Selain itu juga Parwati, Kalamakara dan juga Dwarapala. 

Memasuki museum, kami tiba di pendopo di mana terdapat seperangkat gamelan. Seorang petugas menyambut dengan ramah dan kemudian menjelaskan kalau gamelan ini adalah  Gamelan Slendro-Pelog yang bernama Kyai-Nyai Riris Manis Yasan. Gamelan ini merupakan hadiah dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI.   Petugas tadi juga menjelaskan   sekilas mengenai fasilitas yang ada di museum termasuk bioskop dan pertunjukan kesenian yang diadakan setiap malam kecuali hari Senin ketika museum tutup.  Kami dipersilahkan untuk masuk dan menikmati isi dan benda-benda yang dipamerkan.

Halaman Museum: Dokpri
Halaman Museum: Dokpri

Ternyata Museum yang ada di Alun-Alun Utara ini adalah museum Sonobudoyo Unit I karena museum ini masih mempunyai Unit II yang ada di Wijilan.   Memiliki luas sekitar 7.800 m2, museum terdiri dari berbagai  ruangan misalnya  Ruang Pengenalan, Ruang Prasejarah, Ruang Klasik dan Islam, Ruang Batik, Ruang Wayang, Ruang Wayang Golek, Ruang Topeng, Ruang Senjata, Ruang Jawa, Ruang Bali, dan Ruang Dolanan Anak.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun