Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Stasiun Manggarai Tidak Kalah dengan Stasiun di Kuala Lumpur dan Tokyo

2 Juni 2022   11:30 Diperbarui: 2 Juni 2022   18:49 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya sudah banyak yang ditulis mengenai kehebohan yang terjadi di Stasiun Manggarai sebagai akibat perubahan jalur KRL sejak 28 Mei 2022. Dan saya pun kemudian mencoba untuk naik KRL dari stasiun Manggarai di siang hari sekitar pukul 1 pada 31 Mei 2022 lalu. Saya sengaja mengambil waktu di siang hari agar tidak ikut menambah ramainya penumpang di sana.

Sesudah berkunjung ke Perpustakaan Nasional serta makan siang di resto Pondok Salero Lubuak Butuang saya bersama seorang teman segera kembali ke Halte Busway Salemba Carolus, sebenarnya halte busway Matraman 1 dan Mantraman 2 lebih dekat, tetapi akses jalannya agak susah untuk pejalan kaki. Tidak apalah berjalan lebih jauh sedikit tetapi lumayan nyaman, apalagi halte Busway Salemba Carolus ini dilengkapi dengan eskalator.

Dari Salemba Carolus, kami naik Trans Jakarta nomor 5 Jurusan Kampung Melayu. Saya hanya turun satu halte di Matraman 1 sementara teman melangsungkan perjalanan terus ke Kampung Melayu. Di Matraman 1 saya pindah ke Matraman 2 dan kemudian naik bus no 4 tujuan Terminal Manggarai yang juga hanya satu perhentian.

Di sini, ada petunjuk untuk menuju ke Stasiun Manggarai, dan saya kemudian naik tangga mengikuti petunjuk. Berjalan sekitar 4 menit saya sudah sampai di stasiun Manggarai yang merupakan bangunan baru. Di bagian belakang dan bukan di depan pintu utama seperti yang biasa saya masuki sebelum pandemi dahulu. Stasiun ini tampak megah dan berlantai dua.

Untuk masuk ke stasiun ada dua petunjuk arah, Untuk Kereta KRL harus naik tangga menuju ke lantai atas sementara untuk naik KA Bandara harus berjalan lurus dahulu.

Melihat tangga yang cukup tinggi saya tetap berjalan lurus dulu dan mencari kalau-kalau ada eskalator atau lift untuk menuju le lantai atas. Sayangnya sama sekali tidak ada kecuali kita masuk melalui pintu yang khusus pengguna KA Bandara.

Akhirnya saya kembali ke tangga pintu masuk ke peron KRL dan kemudian menaiki satu demi satu anak tangga menuju ke lantai dua. Lumayan tinggi dan curam dan kurang ramah bagi lansia apalagi penyandang difabel.

Sesampainya di lantai atas dan setelah mentap kartu E-money, ruangan stasiun yang megah dan luas menyambut. Dan dari atas ini juga saya bisa melihat sebagian ruangan bawah pintu masuk kereta bandara yang dilengkapi eskalator untuk naik dan turun. Uniknya, di tempat dekat tiket KA Bandara juga ada akses untuk transfer dari KRL Komuter.

Petunuk arah: Dokpri
Petunuk arah: Dokpri

 Saya terus berjalan di stasiun yang luas dan terlihat sepi siang itu. Di pojok ruangan terdapat petunjuk peron dan arah tujuan. Untuk arah Bekasi, Cikarang, Tanah Abang Duri, Kampung Bandan dan Angke ada di Peron Bawah dengan kode C warna biru yaitu peron 6-7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun