Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Parade Mobil Tua di Tjolo Madoe

16 November 2021   10:24 Diperbarui: 16 November 2021   17:03 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parade mobil di Tjolo Madoe| Sumber: Dokumentasi pribadi

Selepas makan siang di Yogya, kami bersiap-siap untuk berangkat ke Solo. Rencana hari ini adalah menghabiskan sebagian siang, senja hingga awal malam di kawasan Surakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke Semarang.

Perjalanan Yogya menuju Solo relatif lancar walau penuh hambatan berupa jajaran puluhan lampu merah baik di dalam kota Yogya, sepanjang jalan Solo dari Prambanan hingga Klaten, Delanggu, dan juga Kartasura. Singkatnya waktu tempuh Yogya Solo 'hanya' sekitar dua jam setengah.

Tujuan pertama wisata di kawasan Surakarta adalah mampir ke Colomadu. Yang merupakan eks pabrik gula dari era zaman Belanda yang sejak beberapa tahun lalu dijadikan museum.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sekitar pukul 3.20 sore, kendaraan kami tiba di sebuah kompleks maha luas dengan berbagai bangunan yang didominasi warna kuning muda. Sementara di sebelahnya terdapat lapangan parkir yang juga sangat luas. Di dekat tepi jalan Adi Sucipto ini juga terpampang nama kompleks ini yaitu De Tjolomadoe. 

Kami memasuki kompleks dan membayar tiket masuk ke kawasan yaitu Rp. 2000 per orang. Setelah itu barulah kendaraan masuk ke dalam area parkir.

Ada deretan bangunan besar yang masing-masing diberi nama yang khas sesuai fungsi dan tahapan dalam produksi pabrik gula. Di salah satu sisi bangunan tadi tertulis kata Anno 1928 yang merupakan tahun dimana pabrik gula ini direnovasi dan diperluas.

Saya mendekati bangunan dan mengintip ke dalamnya. Ternyata ini adalah Stasiun Penguapan dan menurut petugas yang ada pintu masuk ada di depan alias gedung yang pertama yaitu Stasiun Gilingan. Saya kemudian berjalan di luar gedung setelah sebelumnya sempat mengabadikan kompleks ini dari berbagai sudut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Ada sebuah mesin tua berbentuk mirip meriam dengan dua roda gigi raksasa dipamerkan di daerah terbuka di halaman. Bentuknya unik dan menarik dengan bangunan penopang dari batu bata dan memiliki rongga berbentuk pintu dengan relung yang memberikan kesan kuno.

Saya terus berjalan dan sampai di Stasiun Gilingan. Dari kaca sempat bisa dilihat bagian dalam gedung yang dijadikan museum. Terlihat mesin-mesin besar, lantai porselen kuno yang cantik dan gedung dengan atap yang tinggi. 

Kemudian saya sampai di depan Stasiun Gilingan. Di sini kita bisa berfoto dengan latar belakang gedung museum. Di bagian atas tertulis PG Colomadu Tahun 1861. Menurut kisah, pabrik gula ini memang dibangun pertama kali oleh Mangkunegara IV.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Di sini juga terdapat bangunan kecil yang berfungsi sebagai loket untuk membeli tiket masuk ke museum. Harga tiket masuk untuk weekend sebesar 35.000 per orang. 

Saya melihat cukup banyak pengunjung yang hanya memasuki kawasan De Tjolomadoe ini dan berfoto di halaman yang luas namun mereka tidak masuk ke museum. Mungkin karena harga tiket masuk lumayan mahal dibandingkan harga tiket masuk ke kawasan yang hanya 2000 rupiah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dari halaman depan, saya kembali berjalan menuju tempat parkir. Di depan Gedung yang bertuliskan Anno 1928 ada sebuah mobil FIAT berwarna ungu tua sedang parkir. 

Seorang gadis tampak sedang berpose di dekat mobil antik ini. Mobil ini memiliki nomor polisi L yang menandakan bahwa mobil ini berasal dari Surabaya. Di dekatnya ada seorang lelaki berusia 30 tahunan. 

Lelaki ini bercerita bahwa dia memang sedang berkeliling dengan mobil tua keluaran Tahun 1955 ini. Dia juga mempersilahkan saya dan beberapa orang lain yang melihat untuk berpose di samping mobil ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Tidak jauh dari mobil ini, ada dua lagi mobil FIAT tua yang berwarna hijau dan kuning tua.

"Yang hijau itu FIAT tahun 1975 dan larinya masih kencang, di jalan tol masih bisa lebih daro 100 Km per jam," tambah lelaki itu menjelaskan.

Tidak lama kemudian datang lagi sebuah mobil yang berwarna oranye. Ternyata juga mobil FIAT dan melihat bentuknya tidak terlalu tua, walau sudah tidak muda lagi. Melihat Nopol yang juga L, mungkin masih satu rombongan dengan mobil-mobil yang lain. Ke empat mobil ini kemudian parkir berjejer di depan gedung pabrik gula.

Mobil-mobil ini juga kemudian jalan mengelilingi gedung dan difoto dengan latar belakang yang berbeda dan menarik.

Suatu senja yang menarik di De Tjolomadoe, Kartasura.

Kartasura, November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun