Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mencari Medusa di Istana Bawah Tanah di Istanbul

19 Maret 2021   09:38 Diperbarui: 19 Maret 2021   19:47 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawasan Sultan Ahmet memang penuh dengan permata dan ikon wisata kota Istanbul. Setelah mengagumi keindahan Blue Mosque dan Aya Sofia, kami melanjutkan perjalanan napak tilas masa keemasan era Byzantine dengan mampir ke Yerbatan Sarnici atau lebih dikenal dengan Basilica Cistern.

Dengan mengikuti petunjuk jalan wisata bertuliskan "Yerbatan Sarnici, kami sampai ke pintu masuk bangunan yang terlihat seakan-akan tenggelam ini.

Di depannya, ada plakat dari kuningan menjelaskan sejarah singkat nya dalam Bahasa Turki dan Inggris. Tertulis angka tahun 532 AD dan juga 1987 sebagai tahun restorasi. 

dokpri
dokpri
Dengan saksama saya membaca plakat dari kuningan itu. Tertulis bahwa Basilica Cistern ini dibangun pada masa paling makmur dalam kekaisaran Romawi Timur yaitu era Kaisar Justinianus pada abad ke 6. Gedung ini memiliki panjang 140 meter dan 70 meter serta dikeliling tembok setebal 4 meter. 

Setelah membeli tiket, kami memasuki basilika atau kadang juga disebut sebagai istana bawah tanah ini. Suasana remang-remang dan sedikit sakral langsung menyeruak.

Maklum, kondisinya memang sedikit gelap dan lampu-lampu penerangannya dibuat sedikit suram untuk memberikan nuansa kesunyian dengan sentuhan mistis.

dokpri
dokpri
Deretan tiang-tiang besar model Yunani menyambut di dalam gedung ini. Sementara lantai bangunan selalu digenangi air sehingga wisatawan harus berjalan di platform yang dibuat khusus. Kita bagaikan berwisata di kolam bawah tanah. Asyiknya ratusan bahkan ribuan ikan juga berenang-renang dengan riangnya.

Menurut informasi, bangunan ini dulunya merupakan tempat penyimpanan air untuk kawasan istana Byzantium yang dibangun pada masa Kaisar Konstantin dan diperluas pada masa Justinianus.

Sebelum dijadikan tempat cadangan air bersih untuk istana, bangunan ini berfungsi sebagai tempat pertemuan dan pusat kesenian seluas dua lapangan bola.

Ada 336 tiang dari marmer yang sangat indah dengan jarak sekitar 5 meter antar satu tiang dengan tiang yang lain. Genangan air di lantai bangunan membuat bayang-bayang tiang seakan-akan bersambung dengan tiang di atasnya memberikan citra yang benar-benar memukau.

Di dalam ruangan ini, waktu seakan-akan berhenti. Kita memasuki mesin waktu kembali ke era Konstantinopel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun