Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Biarlah Waktu yang Menilai Kebijakan Jalur Permenen Sepeda di Sudirman Thamrin

1 Maret 2021   18:41 Diperbarui: 1 Maret 2021   18:58 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalur permanen sepeda: dok dishub DKI

Akhir Februari 2021, Pemerintah DKI memberi hadiah manis buat para "goweser" yang sering lewat Jalan Sudirman Thamrin. Jalur sepeda di tempat itu diberi batas permanen dan eksklusif untuk pesepeda. Kendaraan bermotor haram masuk ke jalur itu.

Sontak komentar netizen bermunculan menanggapi kebijakan baru ini. Apalagi ketika mendengar anggaran yang sampai 30 Milyar.

Seperti biasa dari komentar seseorang, kita bisa mengetahui ada di kubu mana sosok yang memberi komentar. Para pendukung Anies langsung memuji dengan mengatakan bahwa lajur permanen khusus sepeda ini membuat Jakarta naik kelas sebagai kota yang nyaman untuk ditempati.

Sebagai 'goweser' tentunya akan merasa sangat dimanjakan karena mendapat jalur khusus yang relatif aman dari kendaraan bermotor. Namun mereka yang ada di kubu seberang sontak menyorot tentang pemborosan anggaran, proyek dan bahkan ada yang berteriak bahwa ini hanyalah proyek 'make up' yang seakan-akan mempercantik kota Jakarta, tetapi secara holistik tidak atau kurang manfaatnya.

Pengguna kendaraan bermotor seperti mobil atau sepeda motor tentunya akan merasa tambah sedih karena jalur mereka diambil sebagian. Di tengah sudah diambil busway, di pinggir di ambil jalur sepeda.

Lalu bagaimana komentar mereka yang bisa dianggap netral? Secara umum kebijakan ini memang sedikit tergesa-gesa. Tentunya Jakarta boleh saja lebih ramah buat pengendara sepeda, tetapi kalau tingkat kemacetan yang ditimbulkan bisa lebih parah (terutama dalam suasana normal prapandemi), tentunya manfaat jalur permanen itu masih bisa dipertanyakan.

Walaupun bagaimana, baik sebagai penduduk DKI atau bukan, kita tetap harus memberikan apresiasi kepada Pemda DKI apabila tujuan utama membuat jalur permanen itu adalah untuk membuat Jakarta lebih baik. Tetapi kita juga boleh mengkritik apabila tujuannya hanya untuk pencitraan, atau bahkan lebih parah lagi hanya untuk menghabiskan anggaran.

Lalu bagaimana menilainya? Biarlah waktu yang akan membuktikan. Kita akan lihat dalam beberapa bulan, apakah jalur sepeda permanen ini lebih banyak manfaat atau mudaratnya untuk rakyat banyak.

Salam damai dan tidak memuji atau memaki.

1 Maret 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun