Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tidak Ada (Lagi) Ibadah di Gereja Tua Negri Hila

7 Oktober 2020   09:56 Diperbarui: 7 Oktober 2020   10:09 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan di pulau Ambon memang mengasyikan. Jelajah kali ini membawa saya ke Jazirah Leihitu yang termasuk kabupaten Maluku Tengah. Setelah sempat mampir ke masjid tua Wapaue yang merupakan masjid tertua di Ambon, kini giliran mampir ke gereja yang konon juga paling tua di Maluku. 'Jaraknya dekat saja ' kaya Nona Roesda yang merupakan teman yang menjadi pemandu wisata dadakan selama kunjungan beberapa hari ke Ambon ini.

Gereja Immanuel namanya . Dari jauh terlihat bangunannya yang sederhana terbuat dari kayu dan dicat putih. Atap nya terbuat dari rumbia . Walau disebut gereja tua, sekilas bangunan nya tampak masih kokoh dan seperi baru. Di samping gereja terdapat menara dengan lonceng di atas nya .

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Terdapat papan nama yang menjelaskan bahwa gereja tertua di pulau Ambon ini dilindungi sebagai cagar budaya. Kami masuk melalui pintu pagar berhiaskan salib. 

Di dekat pintu masuk, seorang pemuda berusia sekitar dua puluh lima tahunan menyambut dengan ramah dan meminta kami mengisi buku tamu. Di dekatnya juga ada kotak kecil untuk donasi bagi perawatan gereja . Nona Roesda menegur pemuda ini dengan sebutan abang yang menjelaskan bahwa pemuda ini beragama Islam.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Pandangan disapu ke interior gereja. Lantainya terbuat dari tegel warna merah bata. Dinding dan langit-langit gereja juga dicat dengan warna putih. Tiga buah jendela di  sisi kiri dan satu di sisi kanan membuat ruangan terang oleh cahaya mentari. Di belakang altar juga terdapat dua jendela yang sama.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Ada tujuh deret kursi panjang dari kayu dipliitur coklat tua. Sederhana dan sunyi. Tidak ada orang baik di sebelah kiri maupun kanan. Di dekat altar ada sebuah lampu gantung yang juga sederhana. 

Suasana yang hening dan sepi di dalam gereja ini membuat hati menjadi sedikit gundah. Ada perasaan sedih menyeruak yang saya sendiri tidak tahu kenapa? Mungkin gereja ini pernah mengalami peristiwa yang mengerikan? Untuk sementara pertanyaan itu saya simpan dalam hati.

Keluar gereja saya memperhatikan menaranya dengan lebih seksama. Ada prasasti di bahkan dasar menara. Namun tulisannya agak susah dibaca . Di dua baris paling bawah tertulis selesai tgl 2.10.32 sedang di baris atas tertulis dibangun tgl 17,7 32. Mungkin ini menjelaskan tanggal pembangunan menara?

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Saya sempatkan melihat ke atas. Loncengnya masih ada tetapi tidak ada lagi tali atau tambang untuk membunyikan lonceng tersebut. Dari bawah menara ini saya sempatkan sekali lagi melihat ke halaman berumput  dengan pagar warna putih yang indah.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Nona Roesda sendiri tidak bercerita banyak tentang gereja tua ini. Kami segera kembali ke kendaraan untuk melanjutkan perjalanan ke benteng Amsterdam yang letaknya juga dekat dengan gereja ini.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Baru kemudian ketika berkunjung ke museum Siwalima, saya mengetahui bahwa gereja tua yang dibangun pada tahun 1659 ini dibakar habis pada kerusuhan yang melanda Ambon di akhir abad 20 sampai awal abad 21 lampau. Gereja yang sekarang ini dibangun kembali dengan bentuk aslinya  Ketika dibangun kembali hampir seluruh pekerja adalah ummat muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun